Hidayatullah.com—Menurun drastisnya jumlah pernikahan yang resmi di kota-kota besar Filipina membuat otoritas gereja di sana bereaksi dengan menilai bahwa sebagian besar tayang film asinglah yang membuat fenomena seperti ini terjadi.
Dirilis ucanews, Uskup Agung Oscar Cruz mengatakan fenomena ini terjadi karena pengaruh media dan film asing yang menggambarkan pernikahan yang tidak stabil atau bermasalah.
“Film-film itu memperlihatkan pasangan yang menikah, cerai, menikah lagi, dan lagi dan akhirnya mereka berjalan masing-masing, akibatnya banyak orang tidak percaya pada perkawinan lagi,” kata uskup dikutip ucanews.
Selain hal itu tingginya biaya pernikahan juga menjadi satu faktor menurunnya jumlah pernikahan.
“Kita tidak mengerti mengapa pernikahan itu begitu mahal, banyak pengeluaran yang tidak perlu,” kata Uskup sekaligus mengingatkan bahwa gereja akan kehilangan umatnya jika tidak mengajarkan pentingnya nilai pernikahan kepada umat.
Sementara, menurut sosiolog Clifford Sorita, fenomena itu terjadi karena masyarakat yang berorientasi karir melihat perkawinan sebagai sesuatu yang bisa ditunda.
“Karir lebih utama daripada hubungan,” kata Sorita, dan menambahkan bahwa tujuan dari begitu banyak orang adalah untuk mendapatkan pekerjaan tetap dan standar hidup yang lebih baik.
Ia juga mengatakan bahwa memiliki anak ‘bukan lagi dilihat sebagai sebuah berkat’ oleh pasangan-pasangan, karena membesarkan anak menghambat perkembangan karir mereka. Sama halnya dengan Uskup Cruz, Sorita mengingatkan bahwa masyarakat Filipina berada dalam ancaman karena meningkatnya kecendrungan egoistik.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Ia mengatakan, penting bagi Gereja untuk memperkenalkan nilai-nilai yang menekankan pentingnya ‘diri, keluarga, komunitas dan Tuhan’ mulai dari tingkat sekolah.*