Hidayatullah.com–Dalam kemunculannya yang tiba-tiba dan mengejutkan, putra pemimpin Libya Qadhafi yang dikabarkan ditangkap kelompok pemberontak, Saif Al Islam, mengatakan kepada para wartawan bahwa NATO dan pasukan Barat menggunakan perang media.
“Ini perang teknologi dan media untuk menimbulkan kekacauan dan teror di Libya,” kata Saif Al Islam, Selasa (23/8).
Di lapangan parkir istana Qadhafi di Tripoli, Bab Al Aziziyah, Selasa pagi Saif Al Islam menampakkan dirinya, setelah pada hari Sabtu malam (20/8) diumumkan telah ditangkap oleh kelompok pemberontak.
“Pertama-tama saya ingin menyangkal rumor yang beredar. NATO dan Barat punya teknologi moderen dan dapat mengacak jaringan telekomunikasi. Menurut saya, mereka mengirim pesan kepada rakyat Libya melalui jaringan [telekomunikasi] Libya. Mereka menghentikan siaran stasiun-stasiun televisi (pemerintah) dan menciptakan perang media, untuk menyebarkan kekacauan dan ketakutan di Libya,” kata Saif Al Islam kepada wartawan.
“Mereka bahkan memasukkan kelompok gang-gang perusuh lewat laut dan kendaraan-kendaraan milik rakyat sipil ke dalam kota untuk menciptakan kekacauan,” imbuh Saif.
Menurut Saif, NATO dan pasukan Barat yang menyebarkan pesan singkat kepada rakyat Libya pada hari Sabtu lalu bahwa rezim Qadhafi telah tumbang.
Putra Qadhafi yang tidak mencukur jenggotnya selama berhari-hari dan kelihatan sedikit letih tetapi penuh semangat itu itu kemudian mengajak wartawan berkeliling kota Tripoli, untuk mengunjungi tempat-tempat yang dikuasai pasukan pemerintah.
Sesaat sebelum melangkah pergi, Saif Al Islam ditanya wartawan apakah ia takut dengan perintah tangkap yang dikeluarkan Mahkamah Kejahatan Internasional atas dirinya.
“Persetan dengan mahkamah kriminal,” tegasnya, sambil berjalan cepat menuju mobilnya, sebuah kendaraan 4×4 warna putih berlapis baja.*