Hidayatullah.com–Komisi hak-hak asasi manusia Eropa meminta agar Lithuania, Polandia dan Rumania menyelidiki keterlibatan pemerintah mereka terkait program CIA dalam “penahanan rahasia dan penyiksaan” tersangka teroris.
Thomas Mammarberg menyeru ketiga negara itu agar melakukan penyelidikan secara menyeluruh atas pemerintah mereka dalam program rendisi CIA tersebut.
“Praktek-praktek rendisi, penahanan dan interogasi meningkatkan jumlah pelanggaran HAM serius di tanah Eropa,” kata Hammarberg (05/9). “Pemerintah-pemerintah itu dikhawatirkan telah menyembunyikan dan menutupinya.”
Komisi HAM Eropa menuding para pejabat di Warsawa, Bukharest dan Vilnus berbohong kepada parlemen, membuat pernyataan palsu kepada organisasi-organisasi internasional dan menggunakan saluran-saluran hukum–termasuk dengan menganggapnya sebagai rahasia negara–untuk menjauhkan masalah itu dari mata publik.
Di tahun 1990-an diketahui terdapat sejumlah penerbangan yang mengangkut tahanan dari pangkalan militer AS di Guantanamo ke puluhan penjara CIA di luar negeri.
Di antara teknik interogasi yang diperbolehkan pemerintah Amerika Serikat adalah menelanjangi tahanan secara paksa, menempatkan tahanan dalam posisi yang membuatnya tertekan, membuat tahahan kurang tidur, manipulasi asupan makanan dan waterboarding.
Pernyataan Hammarberg itu dikeluarkan hanya beberapa hari sebelum panel dari Dewan Eropa akan memulai penyelidikan terkait adanya laporan tentang pusat penyiksaan tahanan CIA di Polandia tahun 2002. Satu tahun kemudian, rumah tahanan CIA itu dipindah ke Rumania.
Lithuania sendiri menurut beberapa laporan, memiliki sejumlah penjara CIA di luar ibukota Vilnus, selama lebih dari dua tahun.
Meskipun ketiga negara itu pernah menyelidiki kasus tersebut, menurut Hammerberg upaya penyelidikan itu dilakukan dengan setengah hati.*