Hidayatullah.com–Pemberontak pada hari Ahad (23/10/2011) mengumumkan bahwa negara Libya telah terbebas dari kekuasaan Muammar Qadhafi, setelah ia digulingkan dan menemui ajalnya beberapa hari lalu.
“Kami deklarasikan kepada seluruh dunia bahwa kami telah membebaskan negara kami tercinta, berikut kota-kotanya, desa-desanya, puncak-puncank bukit, pegunungan, gurun-gurun dan langitnya,” kata seorang pejabat yang membuka acara perayaan pembebasan Libya di Benghazi.
Benghazi dipilih sebagai tempat pendeklarasian kemenangan kelompok pemberontak atas rezim Qadhafi, karena dari kota itulah para penentang Qadhafi mulai menggalang kekuatan dan melancarkan serangan pada bulan Februari lalu. Kota itu kemudian juga menjadi basis utama kelompok pemberontak yang tergabung dalam Dewan Transisi Nasional.
Salah al-Ghazal, tokoh pemberontak Benghazi, memuji pemimpin Dewan Transisi Nasional Mustafa Abdul Jalil.
Katanya, “Tuhan memberkati kita dengan Mustafa Abdul Jalil,”
Ghazal menyampaikan penghargaan kepada anggota pasukan pemberontak yang berjuang hingga akhir hayatnya. Sembari menghinakan kematian Qadhafi.
“Ini adalah akhir yang memalukan yang Tuhan inginkan, sebagai contoh dari siapa saja yang bertindak tidak adil … terhadap rakyat mereka,” kata Ghazal.
Warga yang hadir di tempat itu bersorak-sorai sambil mendengarkan lagu-lagu Libya dan mengibar-kibarkan bendera negara mereka.*