Hidayatullah.com–Anggota militer Mesir Kolonel Islam Jaffar, mengatakan, tindakan pelecehan seksual yang dialami novelis ternama Amerika Mona Eltahawy itu terjadi karena kesalahan sastrawan Mona yang pergi ke Alun-alun Tahrir tanpa membawa identitas media.
“Saat ini Mesir dalam kondisi sensitif. Kami sedang terancam. Dia datang tanpa identitas jelas. Dia bisa saja mata-mata,” demikian katanya dikutip New York Times. Pernyataan Jafar ini menanggapi kasus pelecehan seksual terhadap novelis yang mengklaim diri sebagai Islam liberal itu.
Seperti diketahui, Mona Eltahawy, seorang penulis dan wartawati terkenal keturunan Mesir- Amerika mengaku telah mengalami serangan seksual oleh oknum-oknum polisi dalam jam-jam ketika dia ditahan setelah ambil bagian aksi-aksi protes di lapangan Tahrir.
“Selain menghajar saya, oknum pasukan keamanan pusat melakukan serangan seksual terburuk yang saya pernah alami,” ungkap jurnalis tadi, yang tinggal di New York, AS.
Dia juga mengalami patah tulang di tangan kanan dan lengan kiri saat ini tangan wanita berusia 44 tahun itu terpaksa digips.
Nemun menurut, Jafar, semenjak terjadi revolusi di Mesir, lapangan Tahrir dipenuhi orang-orang asing tanpa identitas.
Kamis kemarin, aparat keamanan Mesir telah menangkap tiga warga Amerika Serikat (AS) yang dinilai telah melakukan aksi provokasi massa.
Dikutip Irib, televisi Mesir juga menayangkan rekaman video ketiga warga Amerika yang di antaranya tengah merekam demonstrasi warga di bundaran Tahrir dan ikut serta dalam demo pada malam hari.
Salah satu dari tiga warga Amerika itu mengenakan penutup muka yang juga dipakai oleh para demonstran Mesir guna selamat dari gas air mata yang ditembakkan aparat.
Kementerian Dalam Negeri Mesir menyatakan, ketiga warga Amerika itu ditangkap setelah melempar benda-benda berapi dan bom molotov ke arah pasukan keamanan di bundaran Tahrir.
Kedutaan Besar Amerika Serikat membenarkan berita penangkapan tiga warganya itu namun menolak memberikan keterangan lebih lanjut mengenai hal ini.
Sementara media AS membela dengan mengatakan, mereka adalah mahasiswa yang sedang melakukan satu pertukaran akademi di Universitas Amerika di Kairo.*
Foto: tiga mahasiswa AS yang ditangkap