Hidayatullah.com–Tujuh Muslim meninggal dunia dan lainnya luka-luka dalam serangan yang dilakukan oleh polisi China di kota Hotan, Xinjiang.
Polisi China lewat situs pemerintah Xinjiang, Kamis (29/12/2011), mengklaim serangan yang dilakukannya ada dalam rangka mengakhiri kasus penculikan oleh para teroris, lansir Associated Press.
Dalam situs-situs pemerintah dikatakan bahwa polisi melancarkan tembakan setelah mereka mendapat perlawanan, saat melakukan penggerebekan Rabu malam (28/12/2011) di sebuah tempat persembunyian di gunung di luar kota Hotan, guna membebaskan dua orang pria yang diculik oleh “kelompok teroris yang bengis.”
Di samping tujuh orang Muslim tewas, terdapat empat orang yang menderita luka-luka. Polisi juga menangkap empat orang lainnya.
Pemerintah Xinjiang mengkonfirmasi, penculik dan tawanannya adalah orang-orang Uighur, orang pribumi yang mayoritas beragama Islam.
“Mereka bersenjata dan melukai polisi setempat,” kata jurubicara Hou Hanmim.
Menurut Dilxat Raxit, jurubicara organisasi Kongres Uighur Dunia yang berbasis di Jerman, penyerangan polisi hari Rabu malam itu merupakan dalih pemerintah untuk melakukan penindasan lagi terhadap orang-orang Uighur.
Dilxat Raxit mengatakan, warga Uighur setempat yang dihubunginya lewat telepon menyebutkan jumlah korban tewas yang lebih banyak daripada yang disebutkan pemerintah. Orang tersebut juga mengatakan kepadanya bahwa polisi menyita telepon-telepon genggam milik warga, guna mencegah informasi tentang penyerangan itu menyebar keluar lewat hubungan telepon, SMS dan foto.
Setiap ada konflik, kata Raxit, pihak pemerintah China pasti mengerahkan kekuatan bersenjata.
“Begitu orang-orang Uighur melawan, polisi China lantas menggunakan cara-cara kekerasan,” kata Raxit.
Di wilayah Hotan kerap terjadi bentrokan antara pasukan pemerintah dengan etnis setempat selama lebih dari satu dekade terakhir. Pemerintah China sering menuding kekacauan terjadi akibat ulah teroris, tanpa pernah membeberkan bukti-bukti bahwa memang ada organisasi teroris di sana.*