Hidayatullah.com–Partai bentukan Salafy Mesir, An Nur, mengatakan bahwa mereka telah sepakat dengan persatuan industri pariwisata Mesir untuk memperbolehkan segala macam wisata, kecuali yang melibatkan pelacuran di dalamnya.
“Wisatawan harus menghormati etika (budaya) kami,” kata jurubicara An Nur, Muhammad Nur, dikutip Al Mishry Al Yaum (08/01/2012). Namun, ia tidak menjelaskan lebih lanjut tentang wisata yang melibatkan prostitusi.
Menurut Nur, partainya memahami arti penting pariwisata bagi perekonomian negara.
“Kami akan bekerja memperbaiki infrastruktur pariwisata dan melatih sumber daya manusia,” katanya.
Setelah melarang pelacuran pada tahun 1949, segala tindakan prostitusi adalah ilegal menurut peraturan hukum Mesir.
Sejak kebangkitan kelompok-kelompok Islam dalam revolusi Mesir, seruan-seruan untuk melarang minuman keras dan pakaian renang, meresahkan sejumlah kalangan.
“Kami tidak menawarkan wisata medis sebagai ganti dari (wisata) pantai-pantai itu,” kata Nur.
Menurut seorang anggota federasi pariwisata, Amr Sedqy, Mesir tidak memiliki insfrastruktur yang memadai untuk wisata medis, seperti rumah-rumah sakit dan perlengkapannya.
“Delapan puluh persen turis yang datang ke sini karena pantai-pantainya,” jelas Sedqy. “Dan mempromosikan sektor tersebut di Sinai dimaksudkan untuk melindungi semenanjung itu dari agresi, dengan menarik investor asing masuk di sana.”
Sedqy juga mengatakan yakin bahwa orang-orang moderat di Al Ikhwan juga akan memahami pentingnya masalah ini.*