Hidayatullah.com–Seorang tokoh wanita dari Partai Kebebasan dan Keadilan bentukan Al Ikhwan menuding unjuk rasa yang dilakukan para wanita Mesir bulan Desember lalu didanai oleh pihak asing.
“(Wanita PKK) menolak berpartisipasi dalam aksi turun ke jalan itu, karena pesertanya dibayar dan memiliki agenda tertentu,” kata Manal Abul Hassan, sekretaris organisasi wanita Partai Kebebasan dan Keadilan.
Pada bulan Desember 2011, sekitar 10.000 wanita melakukan aksi dengan berjalan menuju pusat kota Kairo, guna memprotes perlakuan kasar aparat keamanan Mesir kepada para wanita yang berunjuk rasa.
Kepada koran Ashraq Al Awsat, Sabtu (14/01/2012), Abul Hassan mengatakan bahwa ketika para wanita turun ke jalanan untuk memperjuangkan hak-haknya, maka hal itu merendahkan martabat mereka.
“Apakah ia (wanita pengunjuk rasa) tidak memiliki suami, saudara laki-laki atau putra yang bisa membelanya?” kata Manal Abul Hassan, dikutip Al Mishry Al Yaum.
Aksi turun ke jalan yang dilakukan para wanita Mesir itu menurut Manal adalah unjuk rasa sektarian, sebab semua kelompok masyarakat Mesir seharusnya berjuang untuk membela wanita.
“Dia seharusnya tidak membela dirinya sendiri. Pria harus berdiri mendampingi wanita, karena jika dia (wanita) sendirian, maka dia tidak akan bisa mendapatkan hak-haknya,” kata Manal.
Menurut wanita Al Ikhwan itu, aksi unjuk rasa di Lapangan Tahrir sudah tidak lagi murni untuk memperjuangkan revolusi Mesir, karena sudah disusupi berbagai macam kepentingan.
Manal Abul Hassan, menurut blog resmi pribadinya, adalah seorang profesor di bidang media dengan gelar doktor, dan menjadi calon legislatif Al Ikhwan 2010 untuk daerah pemilihan Naser City dan Heliopolis.*