Hidayatullah.com—Mustafa Abdul Jalil pimpinan Dewan Transisi Nasional yang kini menguasai pemerintahan Libya, hari Rabu (07/03/2012), mengatakan bahwa ia akan menggunakan kekerasan bersenjata jika diperlukan, guna menjaga persatuan nasional.
“Kita tidak siap untuk memecah-belah Libya,” kata Abdul Jalil, menanggapi tindakan para pemimpin di Provinsi Cyrenaica, yang mengumumkan wilayah mereka menjadi daerah otonom.
Menurut laporan AFP yang dikutip Al Arabiya, dalam pernyataannya yang direkam kamera televisi saat konferensi pers di Misratah, Abdul Jalil memperingatkan tentang kemungkinan pengikut mendiang Muammar Qadhafi menyusup dan mengeksploitasi orang-orang di kawasan timur wilayah Libya itu.
Menurut laporan Reuters, kepada wartawan Abdul Jalil mengatakan bahwa negara-negara asing (Arab) ada yang membiayai dan mendukung rencana para pemimpin suku di Cyrenaica.
Kongres di kota Benghazi menunjuk Ahmad al-Senussi, kerabat bekas raja Libya yang kekuasaannya digulingkan oleh Muammar Qadhafi, sebagai pemimpin Dewan Transisi Cyrenaica.
Ratusan orang berkumpul di Benghazi, kota simbol perlawanan rakyat Libya terhadap Qadhafi, pada Selasa malam untuk menentang deklarasi otonomi Cyrenaica. Mereka membawa papan tulisan yang menentang federalisme Libya.*