Hidayatullah.com—Konflik politik yang melahirkan kekerasan terus berlanjut di Suriah. Menurut PBB, hingga saat ini, korban tewas telah mencapai 8000 warga sejak aksi anti pemerintah setahun silam, demikian keterangan resmi PBB dikutip BBC.
Presiden Majelis Umum PBB Nassir Abdulazziz al-Nasser mengatakan sebagian korban tewas adalah anak-anak dan kaum perempuan.
Pernyataan PBB ini muncul ketika Utusan khusus PBB dan Liga Arab untuk penyelesaian konflik di Suriah, Kofi Annan, akan bertemu perwakilan kelompok oposisi Suriah di Turki.
Saat bertemu Presiden Suriah Bashar al-Assad pekan lalu di Damaskus, Kofi Annan menyatakan “optimis” tentang kemungkinan adanya gencatan senjata di Suriah.
Annan mengatakan yang harus diprioritaskan saat ini adalah memberikan akses kepada bantuan kemanusiaan di wilayah terparah akibat konflik dan membangun dialog politik.
Tetapi usai melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Turki Tayyip Erdogan di Ankara, Annan mengakui proses diplomatik akan memakan waktu, dan dia menggambarkan situasi di Suriah sebagai “sangat kompleks”.
Annan sendiri akan segera bertemu perwakilan kelompok oposisi Suriah di Turki.
Sementara itu, kekerasan terus berlanjut di di Kota Homs, Suriah, yang menurut kelompok penentang rezim Bashir al-Assad, telah menewaskan 47 orang akibat dibunuh kelompok milisi pendukung pemerintahk.
Kaum perempuan dan anak-anak dilaporkan menjadi korban penyiksaan dan pembunuhan pada Ahad (11/03/2012) malam di wilayah Karm el-Zeytoun.
Pemerintah Suriah mengakui adanya kasus ini, tetapi mereka menyalahkan “kelompok teroris” sebagai pelakunya.
Sekjen PBB Ban Ki-moon dan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, Senin (12/03/2012), menyerukan agar dunia internasional bersikap satu suara menyikapi kekerasan di Suriah.
“Kami meyakini sudah saatnya sekarang semua negara — termasuk yang menolak upaya kami — untuk berdiri di belakang upaya kemanusiaan dan pendekatan politik yang dilakukan Liga Arab,” ujar Menlu AS Hillary Clinton.
230 Orang Mengungsi
Di sisi lain, PBB mengatakan sebanyak 230.000 warga Suriah melarikan diri dari rumah-rumah mereka sejak terjadi pergolakan menentang Presiden Bashar al-Assad selama satu tahun terakhir.
Badan Pengungsi PBB mengatakan sebanyak 30.000 warga melarikan diri ke luar negeri, sedangkan 200.000 warga mengungsi ke daerah-daerah lain di Suriah.
Koordinator UNHCR untuk Suriah Panos Moumtzis mengatakan “setiap hari ratusan orang masih menyeberang ke negara-negara tetangga”, khususnya Turki, Libanon dan Yordania.
Jumlah pengungsi di dalam negeri kemungkinan lebih besar dari data yang ada.
“Ada beberapa indikasi jumlahnya lebih besar dari angka itu,” kata Panos Moumtzis dalam konferensi pers di Jenewa hari Selasa (13/03/2012).
Moumtzis mengatakan kenaikan harga kebutuhan pokok semakin membuat sulit hidup warga, khususnya bagi sekitar 110.000 pengungsi Iraq yang tinggal di Suriah.*