Hidayatullah.com—Jauh hari, sekitar delapan tahun lalu, sebelumskandal “Pemburu Zombie” yang memamerkan foto-foto jasad pejuang Afghanistan sebagai ajang sendau-gurau, tahun 2004, skandal Abu Ghraib mengguncang dunia
Sejumlah perwira tinggi AS terlibat skandal penyiksaan tahanan pejuang Iraq. Abu Ghraib menjadi pemberitaan dunia setelah tersebarnya foto-foto penyiksaan para tahanan oleh tentara Amerika. Yang keji, para tentara AS sedang mengintimidasi dan menyiksa sambil mengabadikannya di depan kamera.
Skandal Abu Ghraib di Iraq muncul kali pertama pada 28 April 2004. Foto-foto penyiksaan membeberkan cara keji interogator AS kepada tahanan. Salah satu hasil jepretan itu menunjukkan tahanan ditelanjangi dan ditumpuk seperti piramida.
Washington merasa tertampar atas skandal ini. Citra AS semakin terpuruk yang pada waktu bersamaan menginvasi Iraq. Sejauh ini, sepuluh serdadu berpangkat rendah telah dimeja hijaukan pengadilan militer karena penyiksaan fisik dan pelecehan seksual tahanan Abu Ghraib.
Dua perwira senior di atas Jordan hanya dikenakan sanksi disiplin dan tidak menghadapi dakwaan kriminal. Kolonel Thomas Pappas, mantan kepala intelijen AD Abu Ghraib hanya dicopot dari jabtannya. AD AS hanya memberi teguran keras dan meminta Pappas membayar sejumlah denda. Perwira tinggi kedua adalah Brigjen Janis Karpinski, bekas perwira senior Abu Ghraib. Ia hanya diturunkan pangkatnya menjadi kolonel.
Hanya saja, kasus yang mencuat itu sesungguhnya tak menunjukkan fakta sebenarnya ulah tentara koalisi di bawah pimpinan AS yang sedang merebut paksa wilayah Iraq atau Afghan.
Bahkan, Pentagon dikabarkan selalu menghalangi publikasikan gambar-gambar dan rekaman video Abu Ghraib, Iraq ke media masa. Gambar-gambar tersebut sebagaimana yang dikomentari oleh Donald Rumsfeld sebagai “that can only be described as blatantly sadistic, cruel and inhumane,” (hanya bisa digambarkan sebagai sangat sadis, sangat kejam, dan diluar perikemanusiaan). Ini belum termasuk kasus lebih keji, yang pernah ditemukan seorang senator Partai Republik di Amerika, di mana ia pernah melihat gambar dan rekaman video tersebut sebagai adegan “rape and murder” (pemerkosaan dan pembunuhan).
Bagaimanakah gambar-gambar dan rekaman yang di penjara Abu Ghraib itu sebenarnya? Dan sejauh manakah kesadisan tentara Amerika di dalam menyiksa para Muslim di Iraq yang mereka tahan? Tak banyak yang memuatnya.
Agustus 2005, Randi Rhodes sebagai host (penyiar) di Air America Radio yang baru berani mempublikasikannya ke publik tentang bagaimana kekejaman tentara koalisi di Iraq. Randi Rhodes mendapat kesempatan untuk melihat sebagian kecil gambar-gambar dan rekaman video, mewawancarai orang-orang yang sudah melihat gambar dan rekaman tersebut.
Oleh karena itu kami yang berkesempatan mendengar laporan dari Randi mencoba menterjemahkan transcript dari siaran tersebut ke dalam bahasa Indonesia untuk menginformasikan kepada Anda. Jika kurang puas, anda bisa menjumpai Randi Rhodes di www.airamerica.com atau di http://www.therandirhodesshow.com/.
Inilah cuplikan Randi Rhodes Show:
Terdapat ribuan foto yang dikirimkan oleh whistleblower (pembocor rahasia) prajurit Joe M Darby. Dan yang kami lihat hanyalah beberapa buah dari yang ribuan tersebut. Koran Sunday Herald melakukan penyelidikan, dan menemukan bahwa ratusan anak-anak berada di penjara Abu Ghraib, dan beberapa dari mereka kecil dari 10 tahun. Dan mereka menjadi korban pemerkosaan dan penyiksaan dan bahkan pembunuhan.
Saya akan kasih tahu anda sedikit saja, karena ini sangat menjijikan….sangat menjijikan. Sebagaimana wawancara saya dengan Seymour Hersh yang telah melihat foto tersebut mendeskripsikan bahwa ”Gambar dari foto tersebut adalah pemerkosaan terhadap seorang anak lakik-laki, dan anak laki-laki tersebut di dalam berteriak dan ber darah-darah dan itu adalah bagian yang paling menyedihkan dari gambar tersebut.”
Pada bulan Oktober (2004), Kasim al Hilas bahwa menyaksikan pemerkosaan seorang tahanan anak laki-laki berumur 13 tahun di penjara Abu Ghraib di Iraq. “Anak tersebut benar-benar berada dalam kesakitan yang amat sangat, ketika dia menjerit, saya panjat pintu penjara, saya melihat seorang tentara yang memakai pakaian dinas. ” Dan kemudian dia memberikan detail yang mengerikan bagaimana tentara tersebut memperkosa anak laki-laki tersebut.
Dan kesaksian yang lain yang diberikan ke Sunday Herald bekas tahanan Salman Dalwood mengatakan, “Saya melihat dua anak laki-laki telanjang, mereka diikat bersama-sama saling berhadap-hadapan. Dan seorang tentara Amerika memukuli mereka. Dan beberapa penjaga melihat sambil mengambil foto. Dan tiga tentara wanita tertawa kepada para tahanan, dua dari mereka masih muda. “
Tidak ada yang tahu berapa jumlah yang pasti anak-anak yang ditahan oleh tentara koalisi di Abu Ghraib di Iraq. Tetapi penyelidikan koran Sunday Herald memperkirakan sampai 107 anak-anak yang ditahan. Nama mereka tidak diketahui, tidak diketahui berapa lama mereka sudah ditahan, berapa lama lagi mereka akan berada disana, dan apa yang terjadi atas mereka selama mereka berada di dalam penjara. Laporan ini sungguh mengagetkan.
Permasalahan ini sudah diselidiki oleh UNICEF pada bulan Juni 2004, tetapi yang mengherankan laporannya tidak dipublikasikan oleh UNICEF.
Bagian kunci dari perlindungan anak di UNICEF mengatakan, “Anak-anak yang ada masalah dengan pasukan koalisi pada bulan Juli dan Agustus 2003. Anak-anak tersebut ditangkap dan dimaksukan ke Internee di Umi Kashar. Karena dimasukkan ke bagian internee inilah yang mengkhawatirkan, karena ini adalah bagian yang berdiri sendiri, tidak ada yang mengawasi, dan tidak diperbolehkan mengadakan hubungan dengan keluarga. Dan juga pasukan koalisi membangun penjara khusus untuk anak-anak di Baghdad.”
Dan juga menurut laporan Palang Merah International bahwa banyak anak-anak yang ditangkap, dan pasukan koalisi akan memindahkan semua anak2 tersebut ke penjara orang dewasa. Dan UNICEF tidak diberikan akses kepada anak-anak di penjara tersebut.
Para wartawan di Jerman juga melaporkan dari hasil penyelidikan mereka. Salah seorang wartawan Thomas Ruder, menwawancarai seorang tentara amerika Samuel Privant yang dilarang berbicara tentang perjalanan selama 6 bulan bertugas di penjara Abu Ghraib.
Masih menurut Ruder, bagaimana satu ketika seorang anak laki-laki Iraq berumur 6 tahun ditangkap dengan kejamnya. “Dia sangat ketakutan sekali” kata Samuel Privant.”
“Kami kemudian menginterogasi dia. Kami siram dia dengan air, dan saya ingat malam itu sangat dingin sekali, kemudian kami seret dia keluar, saya merasa kasihan sekali, kami siram badannya dengan kotoran manusia, dan kemudian kami kasih lihat dia kepada bapaknya yang juga sedang kami tahan di tahanan tersebut.
Pada awalnya bapaknya tidak mau bicara tetapi kemudian bapak anak tersebut luluh melihat anaknya disiksa demikian, dan dia menangis dia bilang dia akan bicara apapun yang dia tahu.”
Suhab Badir Adim Albas, seorang wartawan TV Iraq, juga banyak mengetahui tentang anak-anak yang disiksa oleh tentara koalisi di Abu Ghraib, karena dia ditangkap oleh tentara Amerika ketika dia sedang meliput.
Albas mengatakan, dia dipenjara selama 74 hari di penjara Abu Ghraib. “Saya ditempatkan di dekat penjara anak-anak, “ katanya.
Ada ratusan anak-anak disana. Pastinya, laki-laki dan perempuan di bawah umur 13 tahun.. Dia mendengar seorang anak gadis berumur sekitar 12 tahun menangis. Satu malam, seorang tentara datang ke penjara anak gadis tersebut, kemudian dia dipukuli.
“Dan saya mendengar si anak tersebut berteriak mereka menelanjangiku, mereka menyirami air ke badanku, ” kemudian dia mendengar anak tersebut menangis lebih menyedihkan lagi.
Dal ini membuat saya dan beberapa orang tahanan lain juga ikut menangis mendengar tangisan anak gadis tersebut dan atas apa yang sedang terjadi kepadanya.”
Albas juga menceritakan bagaimana seorang anak berumur 6 tahun dipukuli dengan pentungan berulang-ulang sampai dia pingsan, kemudian penjaga membawa bapaknya yang kepalanya ditutup dengan sarung, dan kemudian si anak tersebut pingsan lagi.
Laporan selanjutnya memperlihatkan bukti-bukti dengan gambar-gambar, dan rekaman video bagaimana seorang polisi militer memperkosa seorang tahanan wanita, anak-anak diperkosa, tahanan laki-laki dipaksa bermastrubasi dan penyiksaan.
“Ada beberapa hal yang paling mengerikan terjadi yang kalian tidak tahu. Ada wanita-wanita (wanita Iraq yang ditahan) di dalam video tersebut, ada seorang wanita yang menyampaikan pesan agar dia dibunuh saja. Karena apa yang terjadi pada dirinya. Pada dasarnya apa yang terjadi dipenjara tersebut terhadap para wanita dan anak-anak adalah pemerkosaan dan penyiksaan.
Ada anak laki-laki di sodomi secara bergantian oleh para tentara di depan orang tua anak-anak tersebut, dan itu direkam oleh mereka sendiri, dan yang lebih mengerikan dari semua itu adalah suara anak tersebut menjerit kesakitan. Itu yang dipunyai oleh pemerintah anda. (Amerika, red), “ kutip Seymour Hersh.
Penyelidikan juga menemukan, bahwa sebagian anak-anak tersebut ditahan oleh tentara Amerika dan sebagiannya lagi oleh tentara Inggris. Tentara Inggris menahan anak-anak yang berasal dari Basra yang merupakan di bawah kontrol dari Inggris. Organisasi Palang Merah Internasional mengatakan bahwa tentara koalisi mempunyai 6 penjara yang menahan anak-anak di Iraq.
Dan Palang Merah Internasional tak diijinkan untuk melihat satupun dari penjara tersebut. Amnesty Internasional sangat marah dengan keadaan tersebut, dan mengetahui bahwa terjadi pelangaran HAM terhadap anak-anak Iraq. Yang mereka itu ditahan, disiksa, dan dibunuh.
Dan laporan diatas hanyalah baru segelintir dari sekian banyak laporan kekejaman tentara koalisi di terhadap muslim di penjara Abu Ghraib Iraq yang belum terungkap. (Tulisan ini hasil editan dari Randi Rhodes Show tahun 2005)
Foto: Tentara AS mejeng di tumpukan tahanan yang ditelanjangi di Penjara Abu Graib