Hidayatullah.com–Pengamat Internasional di Suriah menilai bahwa gencatan senjata di Suriah rapuh, meskipun kehadiran mereka di negera bergejolak itu cukup memiliki efek menenangkan. Sementara itu, Rusia menuduh pihak oposisi Suriah telah merusak rencana perdamaian yang dipersiapkan oleh utusan PBB, Kofi Annan. Demikian dilansir Aljazeera.
Kepala misi pengamat Suriah, Robert Maud mengatakan bahwa pengiriman dirinya telah membawa efek menenangkan situasi di lapangan. Namun, lebih lanjut dia mengatakan bahwa gencatan senjatanya sangat rapuh.
“Kami melihat dari ledakan-ledakan dan tembakan, bahwa gencatan senjata itu rapuh dan tidak benar-benar kuat,” tuturnya.
Maud menambahkan, sebanyak 59 pengamat lainnya dijadwalkan akan datang ke Suriah. Sementara, jumlah seluruh pengamat yang akan diutus ke Suriah mencapai 300 orang, sesuai dengan rencana Annan.
Di antara rencana Annan juga adalah penarikan senjata-senjata berat dari kota-kota, pengizinan masuknya bantuan, demonstrasi damai, pembebasan tahanan politik, serta memulai dialog soal masa transisi.*