Hidayatullah.com—Doa-doa berisi penangkal kebijakan perkawinan sesama jenis dan euthanasia, yang diusulkan pemberlakuannya oleh pemerintah sosialis yang baru, dilantunkan di gereja Katolik di seluruh penjuru Prancis.
Ritual ‘Doa untuk Prancis’ digelar setiap tanggal 15 Agustus selama ratusan tahun. Kebiasaan itu kembali dihidupkan setelah sempat berhenti usai Perang Dunia II.
Perkawinan sesama jenis yang mendapatkan dukungan di Eropa dan Amerika Utara, mendurong para uskup Katolik bersuara menentangnya, dengan memasukkannya ke dalam doa.
Dalam doa yang disusun oleh para rohaniwan Katolik disebutkan bahwa anak-anak tidak boleh menjadi objek, sasaran hasrat dan konflik orang dewasa dan harus mendapatkan kasih sayang penuh dari seorang ayah dan ibu.
Berdasarkan jajak pendapat terbaru, sekitar duapertiga penduduk Prancis mendukung perkawinan sesama jenis. Dan menurut survei IFOP untuk sebuah majalah online menunjukkan bahwa sebanyak 45 persen umat Katolik Prancis yang aktif menjalankan agamanya mendukung perkawinan homoseksual, lansir Euronews (15/8/2012).
Perkawinan sesama jenis dibenarkan hukum di sejumlah negara Eropa. Kanada dan 6 negara bagian di Amerika Serikat juga melegalkannya, demikian pula dengan District of Columbia. Sementara Inggris berencana akan melegalkannya pula.
Paus Benediktus XVI pada bulan Januari 2012 mengatakan bahwa perkawinan sesama jenis mengancam “masa depan kemanusiaan itu sendiri.”*