Hidayatullah.com—Mustafa Al Sheikh, pimpinan dewan militer Free Syrian Army (FSA), memperkirakan pertempuran melawan rezim Presiden Bashar Al Assad akan berakhir paling lama 4 bulan lagi, lansir Al Arabiya (9/9/2012).
“Empat bulan adalah waktu paling lama, jika kita juga menghitung kerusakan permanen di dalam tubuh tentara pemerintah dan penurunan moral para perwiranya,” kata Al Sheikh kepada Al Arabiya.
“[Menggulingkan rezim] bahkan bisa cuma dua bulan,” imbuhnya.
Menurut Sheikh, pasukan FSA saat ini semakin kuat, terutama di kota-kota di mana pasukan pemerintah Assad tidak bisa menembusnya.
“Tentara rezim hanya bisa menyerang dengan pesawat tempur atau tank, tetapi sekarang sulit bagi pasukan darat dan patroli polisi untuk bergerak di dalam kota, kecuali Damaskus,” jelas Sheikh.
Sheikh menampik dugaan yang mengatakan bahwa FSA tidak bersatu dan mengatakan bahwa oposisi Suriah di luar negeri saja yang mengalami perpecahan.
Brigade-brigade dalam FSA bisa saja memiliki nama berbeda, tetapi mereka merupakan satu kesatuan, kata Sheikh.
Meskipun demikian, ia tidak menampik adanya upaya-upaya untuk memecah belah FSA lewat isu sektarian.
“Ini merupakan tantangan yang paling berbahaya, tetapi para perwira senior tidak akan membiarkan rezim memanfaatkannya,” kata pimpinan FSA itu.
Disinggung soal negara-negara asing yang mungkin ikut campur tangan untuk mengacaukan FSA, Sheikh mengatakan bahwa ia tidak ingin membuat malu negara Arab atau pihak internasional tertentu.
Namun Syeikh mengatakan, masyarakat internasional sejak lama tidak memperdulikan rakyat Suriah dengan tidak mengambil tindakan politik atau militer apapun, yang mana hal itu ikut memperlemah revolusi.
Syeikh mengakui adanya dorongan dari luar agar FSA membentuk institusi yang terorganisir, sehingga bantuan senjata yang diterimanya tidak akan jatuh ke tangan yang salah. Dan pembentukan lembaga itu dimungkinkan dengan semakin bertambahnya jumlah perwira senior militer Suriah yang membelot. Sheikh memperkirakan institusi tersebut akan terbentuk dalam 10 hari mendatang.
Sheikh menuding Rusia bertanggungjawab atas terjadinya revolusi berdarah di Suriah sekarang ini. Menurutnya, Rusia adalah negara yang mendorong rezim Suriah menjadikan revolusi yang awalnya murni gerakan rakyat, menjadi revolusi yang bersimbah darah.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Terkait masalah pengungsi, FSA berpendapat zona aman di dalam wilayah Suriah yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa sepertinya tidak dapat diwujudkan.
Meskipun demikian, dia menjamin bahwa pasukan FSA akan menjaga para pengungsi yang berada di dalam wilayah yang telah mereka kuasai.
FSA mengkritik kelompok oposisi Suriah, Syrian National Council (SNC), yang hanya bergerak di luar negeri. Menurut Sheikh, organisasi oposisi yang berpusat di Istanbul, Turki, itu tidak berbuat apa-apa untuk rakyat Suriah.
“SNC seharusnya bekerja di tanah Suriah dan bukan dari Istanbul,” tegas Sheikh.*