Hidayatullah.com—HSBC Holdings akan mengurangi operasional global perbankan syariahnya secara signifikan, sebagai bagian dari restrukturisasi yang dilakukan oleh lembaga keuangan swasta asal Inggris itu.
Dilansir Reuters (4/10/2012), dalam pernyataannya HSBC mengatakan akan memfokuskan bisnis perbankan syariah di Arab Saudi dan Malaysia, dan tetap membatasi keberadaannya di Indonesia.
Kecuali untuk transaksi keuangan dalam jumlah yang besar, HSBC tidak akan lagi menawarkan produk perbankan syariah di Inggris,Uni Emirat Arab, Bahrain, Bangladesh, Singapura dan Mauritius.
HSBC merupakan salah satu bank swasta konvensional di dunia yang pertama menawarkan jasa perbankan syariah. Tahun 2011 HSBC menjadi bank dari negara Barat pertama yang mengeluarkan obligasi syariah, ketika unitnya di Timur Tengah menjual sukuk senilai USD500 juta. Setelah itu, bank yang disebut Amerika Serikat mengelola menjadi tempat pencucian uang bandar narkoba kelas dunia itu (baca beritanya di sini), mengumumkan bahwa akan menyimpan 83 persen pendapatan dari perbankan syariahnya.
HSBC Amanah, unit perbankan syariahnya, diyakini akan menarik sebagian pegawainya ke bank induk dan memberhentikan sebagian lainnya.
HSBC memberhentikan ribuan pegawai dan bisnis-bisnis yang jauh dari bisnis utamanya sebagai bagian dari kebijakan CEO Stuart Gulliver guna memangkas pengeluaran dan meningkatkan laba perusahaan.
Menurut konsultan Ernst & Young, aset global perbankan syariah diperkirakan naik 33 persen dari tahun 2010 menjadi USD1,1 triyun di akhir tahun 2012.*