Hidayatullah.com–Seorang ulama ternama Pakistan dan ribuan pengikutnya dijadwalkan tiba di Islamabad Senin (14/01/2013) sebagai bagian dari “aksi berjalan kaki” menentang korupsi.
Tahirul Qadri, seorang ulama yang kembali ke Pakistan dari Kanada bulan lalu, memimpin seruan untuk reformasi elektoral.
Ia meninggalkan kota Lahore hari Minggu dengan ribuan pengikutnya dengan tujuan mengumpulkan dukungan menuju ibukota.
Pakistan akan melaksanakan pemilihan umum dalam waktu beberapa bulan.
Berbicara pada wartawan sebelum unjuk rasa dimulai, Qadri mengatakan ia ingin adanya mekanisme untuk mencegah orang-orang yang terlibat korupsi mencalonkan diri pada pemilu.
Ia juga ingin militer dan jajaran yudisial terlibat mendirikan pemerintah sementara untuk mengawasi pemilu.
Pemerintah akan membubarkan diri pada bulan Maret, dan pemilu harus dilaksanakan dalam waktu enam minggu.
Pada Minggu malam, penggagas aksi mengklaim bahwa sekitar 200.000 orang bergabung dalam konvoi mobil dan truk yang bergerak lambat menuju Islamabad, tapi hal ini tidak bisa dikonfirmasi secara independen dan polisi tidak memberikan perkiraan angka mereka.
Kaitan dengan militer
Tidak diketahui kapan rombongan akan tiba di ibukota dan aparat sudah memperingatkan bahwa Qadri dan para pengikutnya tidak diizinkan memasuki pusat kota.
Gaya ceramah Qadri yang flamboyan dan kampanye televisi berbiaya tinggi yang ia lakukan, mendongkrak popularitasnya dalam beberapa minggu terakhir.
Namun ada pula spekulasi luas bahwa ia didukung oleh militer berkuasa Pakistan, dan digunakan untuk menegaskan kendali militer atas politik di Pakistan.
Qadri mengatakan ia menolak tuduhan itu. “Saya tidak punya kaitan dengan institusi militer,” kata dia pada Reuters, dilansir BBC. “Saya salah satu orang yang paling percaya…pada demokrasi di seluruh dunia.”
Ia adalah pendukung utama mantan Kepala Militer Pervez Musharraf ketika ia merebut kekuasaan dalam kudeta pada 1999 dan bertugas di majelis nasional di bawah Musharraf, sebelum pindah ke Kanada pada 2006 dan menjalankan satu badan amal.
Desember lalu ia dapat memobilisasi puluhan ribu pendukung dalam satu demonstrasi di Lahore, tetapi belum diketahui berapa besar dukungan yang ia miliki di seluruh negeri.*