Hidayatullah.com—Seorang pejabat urusan luar negeri Mesir bertemu dengan menteri luar negeri Uni Emirat Arab hari Rabu (16/1/2013) guna membicarakan tentang warga Mesir yang ditahan karena dituduh membentuk cabang Al-Ikhwan Al-Muslimun di Abu Dhabi. Demikian lapor Al-Mishry Al-Yaum yang mengutip kantor berita Emirat WAM.
Ali al-Ashiry, asisten menteri luar negeri urusan konsuler, bertemu dengan Menteri Luar Negeri Abdullah bin Zayed al-Nahyan guna membicarakan masalah penahanan itu, serta isu-isu lain yang berhubungan dengan warga Mesir yang ada di Uni Emirat Arab, seperti masalah visa dan sponsor.
Ashiry meminta agar Abu Dhabi membeberkan prosedur penahanannya, membolehkan staf kedutaan Mesir untuk menghadiri penyelidikan, memperbolehkan tahanan menghubungi keluarganya, dan menginformasikan ke kantor-kantor perwakilan diplomatik Mesir jika ada warganya yang ditangkap, sesuai dengan ketentuan hukum internasional.
Sebelas warga Mesir ditahan sejak bulan lalu dengan tuduhan mendirikan cabang Al-Ikhwan Al-Muslimun di UEA dan mengumpulkan informasi sensitif tentang warga UEA, serta ditengarai membahayakan keamanan nasional Emirat. Al-Ikhwan Al-Muslimun menyangkal semua tuduhan itu.
Sebelumnya koran Emirat Gulf News melaporkan bahwa pada 5 Januari lalu UEA menolak permintaan Mesir untuk membebaskan kesebelas tahanan itu.
Dalam pertemuan di Dubai tanggal 2 Januari, Wakil Presiden UEA dan Perdana Menteri Syaikh Muhammad bin Rashid al-Makhtum kepada penasehat presiden Mesir Essam al-Haddad serta kepala intelijen Muhammad Shehata mengatakan, pembebasan 11 tahanan itu tanpa melewati proses persidangan tidak mungkin dilakukan.*