Hidayatullah—Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton mengatakan dirinya menerima tanggungjawab atas serangan fatal di kantor diplomatik AS di Libya tahun lalu, namun dia membela diri terutama dari tudingan John McCain yang menuduhnya menutup-nutupi kesalahan, lapor Euronews (23/1/2013)
Clinton, yang belum lama in dirawat di rumah sakit sehingga meninggalkan tugasnya dan tidak lagi ingin menjabat menteri luar negeri dalam pemerintahan Obama periode kedua ini, memberikan kesaksian terkait insiden di Benghazi itu kepada komite hubungan luar negeri Senat AS. Duta besar Christopher Stevens dan tiga orang warga AS lainnya terbunuh dalam peristiwa itu.
“Anda tahu, tentu saya merasa bertanggungjawab,” kata Clinton. “Saya merasa bertanggungjawab atas hampir 70.000 orang yang bekerja untuk departemen luar negeri. Permintaan keamanan khusus di Benghazi ditangani oleh profesional bidang keamanan yang ada di departemen. Saya tidak melihat adanya permintaan itu. Mereka tidak datang ke saya. Saya tidak menyetujui mereka, dan saya juga tidak menolak mereka. Permintaan-permintaan semacam ini tidak biasa masuk ke kementerian luar negeri,” kata Clinton membela diri.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Kantor diplomatik AS di Benghazi, Libya, diserang saat peringatan insiden 9/11 tahun lalu.
Komite itu mendengarkan klaim seorang senator Republik yang mengatakan bahwa respon AS atas kejadian-kejadian di Timur Tengah menunjukkan “ketidaksiapan yang mengakibatkan penderitaan.”*