Hidayatullah.com—Presiden Israel Shimon Peres menugaskan perdana menteri incumbent Benjamin Netanyahu pada hari Sabtu untuk membentuk kabinet baru, menyusul pemilihan umum 22 Januari lalu, lapor Xinhua (3/2/2013).
Keduanya bertemu di kediaman presiden Israel di kota Al-Quds (Yerusalem) pada Sabtu malam, setelah Peres menerima rekomendasi dari 82 anggota Knesset (parlemen Zionis) yang menyatakan Netanyahu adalah kandidat paling cocok untuk memimpin kabinet.
Peres menyatakan bahwa pemerintahan baru harus dibentuk secepatnya dan langsung bekerja, sebab Israel memerlukan stabilitas diplomatik dan finansial guna mengatasi masalah yang sedang dihadapi negara itu, seperti defiist anggaran, masalah penyetaraan beban masyarakat dan memperbaharui perundingan damai dengan Palestina.
Netanyahu menyampaikan terima kasih kepada Knesset yang kembali mempercayai dirinya untuk menjabat perdana menteri, yang menjadikannya orang pertama dalam sejarah Zionis menjabat perdana menteri sebanyak tiga kali.
Berdasarkan undang-undang Zionis, Netanyahu memiliki waktu 28 hari untuk membentuk kabinet. Jika dalam proses itu dia menghadapi jalan buntu, maka diberikan perpanjangan waktu selama dua minggu. Jika tugas membentuk kabinet masih juga belum bisa diselesaikan dalam perpanjangan waktu itu, maka pemilihan baru akan diumumkan.
Dilansir Reuters, dalam pidato penerimaan tugas itu Netanyahu mengatakan bahwa tugas utama pemerintahan baru yang akan dibentuknya adalah mencegah Iran dari kepemilikan senjata nuklir.
Netanyahu juga menyebut soal bahaya senjata yang dikirimkan Suriah ke gerilyawan kelompok Syiah Libanon dukungan Iran, Hizbullah. Dia menyatakan senjata yang dikirimkan sepertinya senjata kimia. Tetapi dia tidak menyebut negara tertentu.
Netanyahu juga mengatakan akan mengajak Presiden Palestina Mahmud Abbas untuk kembali berunding. “Tiada hari tanpa membicarakan bersama-sama bagaimana mewujudkan perdamaian untuk rakyat kita,” katanya berpromosi, seakan lupa bahwa selama ini pemerintahannya sering mencari alasan guna menghindari perundingan dengan Palestina.*