Hidayatullah.com–PBB menyerukan dilakukan penyelidikan independen atas kematian seorang warga Palestina dalam tahanan Zionis Israel, sembari memperingatkan bahwa meningkatnya ketegangan akan menimbulkan risiko letusan kekerasan di wilayah-wilayah pendudukan.
Pada saat yang sama para pejabat Palestina juga menuntut dilakukan penyelidikan independen dalam surat yang ditujukan kepada Dewan Keamanan PBB, dengan menyebutkan Arafat Jaradat yang meninggal pada akhir pekan lalu, diduga akibat disiksa.
Utusan PBB untuk Timur Tengah, Robert Serry, menyerukan dilakukan penyelidikan, dalam pernyataannya pada hari Senin (25/2/2013), setelah melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Palestina Salam Fayyad terkait kematian Jaradat.
Serry menyerukan para ahli Israel dan Palestina melakukan pemeriksaan terhadap jenasah korban.
“PBB mengharapkan otopsi dilanjutkan dengan penyelidikan independen dan transparan terhadap kematian Jaradat, yang hasilnya harus diumumkan sesegera mungkin,” tambah Serry, dilansir Aljazeera, Selasa (26/2/2013).
Jaradat ditahan pada tanggal 18 Februari dan meninggal lima hari kemudian.
Otoritas penjara Israel mengatakan, Jaradat meninggal karena serangan jantung. Tapi Menteri Urusan Tahanan Palestina, Issa Qaraqaa, mengutip temuan awal dari otopsi bersama, melaporkan adanya memar pada tubuh Jaradat, kerusakan otot, dan tulang rusuk patah.
Surat yang dikirim Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, kepada Dewan Keamanan mengatakan, hasil otopsi menunjukkan bahwa Jaradat “menjadi sasaran pemukulan, penganiayaan, dan kelalaian medis selama ditawan, yang kemungkinan besar telah terjadi penyiksaan.”
Surat itu menyebutkan, Jaradat memiliki enam patah tulang di leher, tulang belakang, lengan, dan kaki, bersamaan dengan cedera lainnya.
Pihak Zionis Israel mengatakan, tahanan tersebut bisa saja mengalami patah tulang dalam upaya menyadarkan dia setelah serangan jantung.
“Ini insiden yang mengerikan, merupakan bukti lebih lanjut dari perlakuan tidak manusiawi dan sistematis yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina di penjara-penjara,” tambah surat itu, yang menyerukan dilakukan “penyelidikan imparsial” dan tindakan Dewan Keamanan untuk guna mendorong Israel mematuhi hukum kemanusiaan.
Ribuan warga Palestina menghadiri pemakaman Jaradat di Tepi Barat pada hari Senin dan beberapa pejuang telah mengancam akan balas dendam atas kematiannya.
Serry mengatakan, “ketegangan yang meningkat akan menimbulkan risiko destabilisasi yang nyata.”
Pemimpin PBB Ban Ki-moon pekan lalu menyatakan keprihatinan atas memburuknya keadaan pemogok makan Palestina di penjara-penjara Israel dan mengatakan bahwa hak-hak semua tahanan Palestina harus sepenuhnya dihormati.*