Hidayatullah.com—Seorang pria warga Aljazair yang menjadi pusat perhatian terkait kasus Jihad Jane secara tidak terduga mengaku bersalah terlibat kasus itu di pengadilan lanjutan di Irlandia hari Rabu (27/2/2013), sehingga semakin membuka peluang untuk diekstradisi ke Amerika Serikat.
Ali Damache sudah dipenjara di Irlandia selama hampir tiga tahun, guna menjalani vonis pengadilan dalam kasus ancaman lewat telepon yang tidak ada kaitannya dengan Jihad Jane. Namun hanya beberapa menit setelah dibebaskan, dia kembali ditahan atas permintaan biro investigasi Amerika Serikat, FBI, kata sumber pengadilan. Dia akan menghadapi sidang untuk ekstradisi pada hari Kamis ini di Dublin, Irlandia.
Pengakuan mengejutkan itu disampaikan Damache, 47, saat memberikan kesaksian dalam persidangan lanjutan kasus ancaman lewat telepon terhadap seorang Muslim di Amerika Serikat pekan ini di pengadilan Waterford. Dakwaan lain yang lebih serius, yaitu mengancam membunuh dua aktivis Amerika Serikat dicabut.
Kasus ancaman lewat telepon ancaman yang dilakukan Damache berkaitan dengan aksi unjuk rasa yang dilakukan warga Muslim di Amerika, Majed Moughni.
Moughni mengorganisir unjuk rasa di depan pengadilan saat pemuda kelahiran Nigeria, Umar Farouk Abdulmutallab, tersangka rencana pemboman pesawat di Detroit pada Desember 2009 disidang. Moughni dan teman-temannya bersuara menentang tindakan yang dilakukan Abdulmutallab itu.
Unjuk rasa itu diliput luas oleh media, esok paginya Moughni mengaku menerima ancaman lewat telepon di rumah dari seorang pria tidak dikenal, yang marah karena Moughni menentang tindakan Adulmutallab.
“Saya akan menembak kepalamu karena kamu munafik,” kata pria itu dalam pembicaraan telepon yang direkam Moughni.
Di Amerika, Moughni mengaku senang dengan persidangan Damache itu.
Sementara stasiun televisi Irlandia RTE melaporkan bahwa pengacara Damache mengatakan kliennya meminta maaf kepda Moughni dan dia tidak dalam keadaan kondisi emosional yang baik saat melakukan hubungan telepon ketika itu.
Dalam kasus itu pengadilan Irlandia menjatuhkan Damache hukuman penjara empat tahun dengan hukuman tahun terakhir ditangguhkan. Tetapi kemudian usai persidangan lanjutannya hari Rabu kemarin, di mana Damache akan dibebaskan karena hukuman tahun terkahirnya ditangguhkan, pria itu ditangkap kembali atas permintaan FBI.
Amerika Serikat memang sudah menanti-nanti berakhirnya masa hukuman Damache dalam kasus ancaman telepon itu, untuk kemudian dijerat lagi dengan tuduhan terorisme Jihad Jane sehingga pria Aljazair bisa diekstradisi ke AS.
Tuduhan terorisme oleh AS itu jauh lebih serius. Damache dituduh AS melakukan konspirasi memberikan materi-materi pendukung kepada teroris, khususnya, dengan cara membujuk dua orang wanita kelahiran Amerika untuk masuk Islam di Irlandia pada tahun 2009.
Colleen LaRose, seorang wanita Pensnsylvania yang menjuluki dirinya sendiri sebagai Jihad Jane, dalam pengadilan lain di AS mengaku bersalah melakukan konspirasi bersama Damache untuk membunuh seniman Swedia Lars Vilks, yang membuat marah Muslim karena menggambar seekor anjing dengan kepala Nabi Muhammad. [Baca juga berita sebelumnya: Lars Vilks akan Gambar Kartun Nabi Lagi]
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Seorang wanita Amerika lainnya, Jamie Paulin Ramirez, menikahi Damache pada hari sesampainya mereka di Irlandia pada September 2009. Dia juga mengaku bersalah di pengadilan AS, terbang ke Eropa untuk membantu teroris.
Terdakwa ketiga, Khalid Muhammad,18, seorang siswa berprestasi di sebuah sekolah di Maryland juga mengaku bersalah.
LaRose, Ramirez dan Muhammad dijadwalkan akan divonis pada bulan Mei di pengadilan federal Philadelphia.
Jurubicara Departemen Kehakiman AS Patty Hartman menolak memberikan komentar mengenai pengadilan di Irlandia atau mengenai ekstradisi tersebut, tulis Reuters.*