Hidayatullah.com—Kesepakatan final dalam pembentukan koalisi pemerintah Zionis Israel yang baru, berhasil dicapai antara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dengan partai aliran tengah Yesh Atid.
Laporan media setempat yang dikutip Aljazeera (13/3/2013) menyebutkan Yesh Atid setuju untuk melepaskan pos menteri dalam negeri yang diincarnya.
Pada masa dua pekan perpanjangan waktu ini Netanyahu berpacu membentuk kabinet sebelum 16 Maret, setelah gagal dalam 4 pekan pertama. Sebab jika kembali gagal, maka orang lain akan ditunjuk untuk menggantikan tugasnya menyusun kabinet pemerintahan Zionis yang baru.
Kesepakatan membentuk koalisi ini dicapai hanya beberapa hari menjelang kunjungan resmi Presiden Amerika Serikat Barack Obama.
Yesh Atid pimpinan Yair Lapid yang mendapatkan suara cukup bagus dalam pemilu parlemen belum lama ini, menurut laporan media diperbolehkan Netanyahu mengambil pos menteri pendidikan, sementara menteri dalam negeri tetap dipegang Partai Likud.
Agar aman, Netanyahu harus membuat koalisi dengan partai lain sehingga posisinya kuat di parlemen. Sedikitnya 61 dari 120 kursi yang dikuasai partai-partai pemenang pemilu harus mendukung pemerintahannya. Namun, sejauh ini baru Yesh Atid yang setuju untuk bergabung.
Menurut Nicole Johnston wartawan Aljazeera di Al-Quds (Yerusalem), melihat kesepakatan Netanyahu dengan Yesh Atid sepertinya partai konservatif ultra-Orthodoks yang selama ini menyokong Netanyahu akan ditinggalkan sebab mereka bertolak belakang dengan Yesh Atid.
Jika benar ultra-Orthodoks tidak masuk dalam koalisi Netanyahu, maka ini untuk kedua kalinya dalam kurun waktu 30 tahun, mereka tidak diikutsertakan dalam pemerintahan Zionis.*