Hidayatullah.com—kepala rabi Yahudi Prancis Gilles Bernheim hari Kamis (11/4/2013) mengumumkan bahwa dirinya akan meninggalkan jabatannya, menyusul sejumlah tuduhan plagiarisme yang diakuinya.
Bernheim yang selama beberapa pekan sebelumnya menyangkal banyak tuduhan plagiarisme, secara diam-diam mengakui kesalahannya pada hari Rabu, menyusul berita pengakuan mantan menteri anggaran Prancis Jerome Cahuzac yang menyimpan kekayaan haram 600.000 euro di bank luar negeri.
Sementara pengakuan dosa pimpinan Yahudi Prancis itu luput dari pantauan media, karena tersedot perhatiannya ke kasus skandal keuangan Cahuzac, banyak warga Yahudi Prancis yang terkejut mendengar pengakuan tokoh spiritual mereka itu.
Keputusan Bernheim untuk mengundurkan diri diambil hanya dua hari setelah sebelumnya dia menafikan kemungkinan mengundurkan diri dari jabatannya terkait plagiarisme. Kepada Radio Shalom di Prancis pada hari Selasa dia berkata bahwa meletakkan jabatan sebagai kepala rabi berarti sama saja dengan melakukan desersi.
“Saya akan menuntaskan jabatan sampai selesai,” katanya. “Saya minta maaf kepada semua orang terdekat, keluarga dan komunitas secara keseluruhan yang telah saya buat kecewa.”
Bernheim, seorang Yahudi Orthodoks modern, terpilih menjadi kepala rabi Prancis pada tahun 2008, yang merupakan karir tertingginya. Bulan lalu kredibilitasnya dipertanyakan, setelah seorang blogger menudingnya menyalin tulisan Jean-Francois Lyotard ke dalam bukunya yang dirilis tahun 2011 “Empatpuluh Meditasi Yahudi”.
Bernheim menyangkal tuduhan itu dengan mengatakan bahwa dirinya adalah korban plagiarisme. Dia mengklaim, justru Lyotard yang meniru tulisannya dari bahan kuliah yang dia sampaikan pada tahun 1980-an saat bekerja menjadi pembimbing rohani mahasiswa Yahudi di Paris. Namun dua pekan kemudian, Bernheim mengakui bahwa Lyotard adalah penulis asli teks yang dipersengketakan itu, dengan melemparkan kesalahan kepada seorang mahasiswa peneliti yang dibayarnya untuk membantu menulis buku.
Beberapa bulan sebelum pengakuan kecurangannya, rabi Yahudi ini naik pamor di Prancis sebab buku kecil (pamflet) yang ditulisnya menjadi dasar argumen intelektual yang banyak dipakai oleh para penentang legalisasi homoseksual dari berbagai kelompok agama.
Pemikiran filosofis dan historisnya tentang lembaga perkawinan, yang membantah argumen perkawinan sesama jenis, bahkan mengundang decak kagum dari Paus Benediktus XVI yang memujinya saat pidato tahunan dihadapan Vatican Curia Desember 2012.
Setelah tuduhan pertama terkait plagiat atas tulisan Lyotard, muncul tuduhan bahwa buku kecil tersebut juga mengandung plagiarisme.
Tuduhan plagiarisme dalam buku kecil itu antara lain dikemukakan oleh Jean-Noel Darde, salah seorang akademisi pegiat anti plagiarisme. Hari Selasa lalu Darde mengatakan, plagiarisme juga dilakukan Bernheim dalam buku kecil tersebut, sehingga mendorong warga Yahudi mempertanyakan kelakuan rabi Yahudi itu.
Tudingan plagiarisme tidak berhenti sampai di situ. Pekan lalu dalam kesempatan berbeda, seorang blogger juga menyatakan bahwa Bernheim melakukan plagiat dalam bukunya yang diterbitkan pada tahun 2002.
Tidak hanya itu, majalah L’Express bahkan menegaskan bahwa gelar bergengsi profesor filsafat yang sering dilekatkan pada nama Bernheim tidak berhak disandang nya sebab dia belum pernah meraih gelar akademik tersebut.
Meskipun dalam biografi resminya tidak dinyatakan bahwa Bernheim pernah lulus kualifikasi untuk mendapatkan gelar profesor di Prancis “yang konon katanya sangat sulit” itu, namun Bernheim tidak pernah menolak atau mengoreksi jika ada orang atau media yang menuliskan gelar profesor di depan namanya dalam berbagai artikel atau buku.
Bernheim merupakan rabi di sinagog terbesar di Paris dan tokoh intelektual Yahudi terkemuka saat dia menantang Joseph Sitruk, kandidat incumbent, dalam pemilihan kepala rabi Prancis tahun 2008. Pertarungan sengit untuk mendapatkan kursi rabi kepala itu menampakkan perpecahan mendalam di tubuh Yudaisme Prancis, tulis France24 (11/4/2013).*