Hidayatullah.com–Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan hari Minggu (14/04/2013) mengumumkan berencana mengunjungi Gaza pada akhir Mei, diperkirakan setelah perjalanannya ke Washington untuk menindaklanjuti pencairan hubungan Turki dan Zionis Israel bulan lalu.
“Insya Allah, kita akan berada di Gaza pada akhir Mei. Kami akan merangkul satu sama lain di sana,” kata Erdogan melalui konferensi video dengan Pusat Bantuan Turki di wilayah pesisir Palestina tersebut.
Erdogan, yang sebelumnya seorang advokat gigih pembela perjuangan Palestina, sebelumnya mengatakan, ia akan mengunjungi Gaza pada bulan April “untuk membantu proses” penghapusan embargo Israel di Gaza.
Rencananya itu disampaikan sehari setelah permintaan maaf Zionis Israel pada 22 Maret dari Israel atas kematian sembilan orang Turki dalam serangan 2010 pada kapal armada bantuan untuk Gaza, yang menyebabkan hubungan kedua sekutu itu menjadi terputus.
Staf Erdogan mengatakan, penundaan kunjungan itu terkait sedang dilakukan pembicaraan damai, namun media Israel dan Turki berspekulasi bahwa Menteri Luar Negeri AS John Kerry telah memperingatkan Ankara kunjungan ke Gaza itu memiliki efek “berpotensi merugikan” terhadap pencairan hubungan yang difasilitasi oleh Washington tersebut.
Erdogan berencana mengunjungi Washington pada 16 Mei.
Guna pemulihan penuh dan penunjukan kembali duta besarnya di Israel, Ankara menegaskan bahwa Israel harus membayar kompensasi bagi korban serangan dan menghapus pembatasan terhadap Gaza.
Para pejabat kedua belah pihak akan bertemu pada 22 April di Turki untuk membahas ketentuan kompensasi tersebut.
Di Gaza, Ma’an News Agency melaporkan, Wakil Perdana Menteri Ziyad al-Zaza berharap kunjungan Erdogan itu “bisa mengakhiri pengepungan (Israel)”. Dia mengatakan, Zionis Israel telah menutup Kerem Shalom, satu-satunya lintas penyeberangan komersial Gaza, selama 16 hari pada bulan Maret, dan selama lima hari berturut-turut pada bulan April.
“Yang bisa masuk ke Gaza melalui lintasan itu hanya antara 35 sampai 50 persen dari kebutuhan Gaza, apakah itu makanan, bahan gas atau konstruksi untuk lembaga-lembaga internasional, yang tidak cukup untuk merekonstruksi Gaza,” katanya.
Tetapi Erdogan dengan hati-hati mengatakan kepada wartawan pada hari Minggu bahwa “Israel boleh jadi tidak menjaga janjinya,” jika mengacu pada janji Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang belum terwujud, yang akan melanjutkan menghapus pembatasan barang jika terpilih kembali.*