Hidayatullah.com–Yaman hari Minggu (2/6/2013) menyambut baik janji Presiden AS Barack Obama mencabut larangan pemulangan bagi para tahanan Yaman dari Teluk Guantanamo. Obama harus harus mewujudkan janjinya itu dengan tindakan.
Menteri Luar Negeri Abubakar al-Qirbi mengatakan, pemerintahnya sedang membangun satu “pusat rehabilitasi” bagi para tahanan Yaman yang telah ditahan di kamp AS di Kuba itu selama lebih dari satu dekade.
Bulan lalu Obama berjanji untuk mengakhiri larangan memindahkan para tahanan Yaman kembali ke negaranya –yang sebelumnya telah menjadi kendala utama untuk menutup kamp tahanan– dan mengubah aturan untuk serangan pesawat tak berawak AS.
Qirbi mengatakan, pengumuman Obama itu “membawa harapan bagi keluarga para tahanan di Guantanamo dan para tahanan sendiri yang selama 12 tahun telah dipenjara dan telah kehilangan harapan untuk keluar dari Guantanamo”.
“Obama sekarang harus benar-benar menempatkan kata-katanya ke dalam tindakan,” katanya kepada wartawan di kota Jeddah, Saudi, dilansir The Star Online. “Kami akan menyampaikan kepada pihak berwenang di Washington, bagaimana kita dapat memulai proses ini, tentu saja, dengan kondisi yang mungkin diatur oleh mereka sendiri.”
Dari 86 tahanan yang telah dimungkinkan untuk dipindahkan, atau dibebaskan dari Guantanamo, 56 tahanan berasal dari Yaman, serta berasal dari wilayah kelompok Al Qaidah menunjukkan aktivitasnya. Kebanyakan dari mereka ditangkap lebih dari satu dekade lalu, setelah serangan 2001 terhadap Amerika Serikat.
Pengembalian tahanan dari Yaman dihentikan pada tahun 2010, setelah seorang pria dilatih oleh kelompok di Yaman untuk meledakkan satu pesawat tujuan AS pada tahun 2009 dengan bom yang disembunyikan di celana dalamnya.
Namun, Obama pada tanggal 23 Mei memberi persyaratan pemindahan dalam bentuk pembangunan pusat rehabilitasi bagi para tahanan di Yaman.
Qirbi mengatakan, pemerintah sedang bersiap-siap menjemput para tahanan. “Kita sekarang sedang mempersiapkan tempat pusat rehabilitasi bagi para tahanan,” katanya, setelah pertemuan dengan para menteri keuangan dan pejabat kawasan Teluk.
Dalam pidato yang sama, Obama mengatakan, serangan pesawat tak berawak dapat diluncurkan hanya ketika ancaman itu “berkelanjutan dan segera”. Kendalinya ada di Departemen Pertahanan, bukan Central Intelligence Agency (CIA).
Qirbi mengatakan, serangan pesawat tak berawak terhadap para tokoh Al Qaidah yang kurang dikenal telah menyebabkan jatuhnya korban penduduk sipil. “Tapi mereka sudah mempertimbangkan… Saya pikir, dia (Obama) telah menetapkan sejumlah kondisi, serangan-serangan pesawat tak berawak digunakan dengan cara yang tepat.”
Hari Sabtu pejabat lokal di Yaman selatan mengatakan, tujuh orang tewas dalam dua serangan pesawat tak berawak pada saat pagi hari.*