Hidayatullah.com–Al-Jazeera Amerika mulai melakukan siaran pada Selasa (20/08/2013), disertai promosi di media tradisional dan sosial atas peluncuran saluran kabelnya, dengan bertekad mengalahkan para pesaing melalui jurnalisme mendalam dan serius.
“Kita berada di udara! # AlJazeeraAmerica baru saja diluncurkan, dan kami siaran. Apakah Anda siap melihat tampilan baru dalam pemberitaan?” demikian promosi saluran kabel itu di Twitter.
Siaran dibuka dengan preview jadwal harian, yang meliputi program berita, majalah, dan wawancara.
Salah satu laporan mendalam yang direncanakan disiarkan dalam programnya bernama “Fault Lines” adalah tentang Bangladesh.
“Fault Lines berusaha mengungkapkan di Bangladesh, dalam penyelidikan berbulan-bulan, tentang bagaimana perusahaan-perusahaan AS meraup keuntungan tanpa memikirkan keselamatan dan kesejahteraan pekerjanya dalam memproduksi barang-barang mereka,” janji saluran.
Kelompok Media yang berbasis di Qatar ini mengeluarkan iklan satu halaman penuh di The New York Times, Wall Street Journal, dan USA Today, serta meramaikannya di dalam media sosial seperti Twitter, Facebook, dan Tumblr.
“Kami akan mengubah cara Anda melihat berita,” bunyi iklan di The Wall Street Journalm. “Dapatkan berita-berita yang lebih mendalam, lebih berperspektif. Setiap hari.”
Di Facebook, Al-Jazeera Amerika menyebut dirinya, “Saluran baru berita TV Amerika yang menghubungkan Anda ke cerita manusia di jantung berita.”
Saluran ini akan menyasar lebih dari 40 juta rumah tangga dan mampu memperluas lebih banyak lagi. Sebelum diluncurkan, media sosial sudah meramaikan saluran ini dan program-program barunya.
Beberapa menyatakan keprihatinan bahwa Al-Jazeera itu menutup layanan Internet streaming berbahasa Inggris, yang menurut sejumkah eksekutif hal itu diperlukan bersamaan adanya TV kabel tersebut.
Di Facebook, halaman Al-Jazeera Amerika memiliki 66.000 likes dan berbagai komentar.
“Keren! Ingin kulihat juga orang-orang semacam apa yang ada di dalam siaran itu!” tulis salah seorang.
Tapi yang lain berkata, “Anda harus memperhatikan dasar dari negara ini diciptakan, yakni untuk ORANG BEBAS, atau kami akan menyingkirkan Anda dari negeri ini.”
Lainnya mengatakan, tidak jelas apakah saluran ini benar-benar merupakan terobosan baru.
Jeff Jarvis, seorang profesor jurnalisme pada City University of New York, menyatakan keraguannya di Google+. “Mereka mempekerjakan orang-orang dari negara asalnya untuk berita TV; berupaya keras tidak menggunakan tenaga orang asing. Jadi bagaimana saya bisa mengharapkan bentuk baru dan perspektif baru?”
Ehab Al Shihabi, kepala executive Al-Jazeera Amerika, mengatakan, pemirsa AS akan menikmati sesaat mereka melihat program-program kami.
Dia mengatakan, survei menunjukkan bahwa 75 persen orang yang ingin melihat Al-Jazeera bukan orang-orang yang memiliki pandangan negatif, dan 90 persen yang telah melihat Al-Jazeera memberikan penghargaan positif.”
Shihabi mengatakan, 850 staf dipekerjakan untuk 12 kantor di AS, dan akan membuka 70 kantor di seluruh dunia guna memberikan Al-Jazeera dalam skala yang tak tertandingi.
Sejak mengakuisisi Current TV, saluran kabel di Amerika Serikat, Al-Jazeera telah merekrut nama-nama terkenal di industri TV, seperti mantan wartawan CNN dan CBS Joie Chen, mantan pembaca berita NBC John Seigenthaler dan David Shuster, dan seorang veteran Fox News dan MSNBC.
Saluran ini, seperti diberitakan The Raw Story, hanya akan memiliki enam menit iklan per jam, dibandingkan dengan rata-rata 15 menit pada sebagian besar saluran lainnya.
Al-Jazeera Amerika Serikat bermarkas di New York.*