Hidayatullah.com—Para pakar internasional yang tergabung dalam tim perlucutan senjata kimia mulai mendata persenjataan di gudang-gudang milik pemerintah Suriah di lokasi-lokasi yang ditunjukkan oleh rezim Damaskus.
Tim beranggotakan 19 orang dari Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons (OPCW), yang berbasis di Den Haag itu, tiba di Damaskus hari Selasa (1/10/2013) dari Beirut Libanon guna menjalankan resolusi Dewan Kemanan Perserikatan Bangsa-Bangsa nomor 1128 yang memerintahkan pemusnahan senjata kimi milik Suriah sebelum pertengahan 2014.
Tim itu mulai bekerja sehari setelah oposisi Suriah mengumumkan “bencana kemanusiaan” di pinggiran kota Damaskus, Muadamiyat al-Syam, salah satu kawasan yang menjadi target seragan gas sarin tanggal 21 Agustus lalu. Dan satu hari setelah menteri informasi dalam kabinet Suriah mengumumkan bahwa Assad akan tetap mempertahankan jabatannya, serta akan maju dalam pemilihan presiden tahun depan.
Selain tim OPCW, pada hari Selasa kemarin tiba pula rombongan 14 staf PBB dalam 20 kendaraan PBB yang menginap di hotel berbintang 5 di Damaskus. Mereka akan membangun markas logistik untuk tim perlucutan senjata itu.
Dalam sebuah pernyataan PBB dikatakan, tim itu akan fokus memverifikasi informasi senjata kimia yang diberikan oleh rezim Al-Assad dan dalam tahap pertama akan membantu pemerintah Damaskus memusnahkan fasilitas produksi senjata kimianya.
Tugas itu tidak mudah, sebab gudang senjata Suriah diperkirakan menyimpan lebih dari 1.000 ton sarin, gas mustard dan bahan-bahan kimia terlarang lain di 45 lokasi di seluruh penjuru negeri, lansir AFP.*