Hidayatullah.com—Presiden Sudan Umar al-Bashir hari Rabu (9/10/2013) mengatakan, aksi unjuk rasa berdarah menyusul kenaikan harga bahan bakar minyak bulan lalu merupakan upaya untuk mendongkel dirinya dari kursi presiden.
“Setelah kami mengumumkan kebijakan ekonomi terbaru itu, mereka mengatakan ini kesempatan untuk menggulingkan Ingaz,” kata Bashir merujuk pada pemerintahnya yang berkuasa sejak 1989.
“Mereka mengajak agen-agen, penjahat dan pembajak dan mereka mengatakan Khartoum akan digulingkan,” katanya saat berada di wilayah timur Sudan, tanpa menjelaskan siapa ‘mereka’ itu.
“Khartoum tidak bisa digulingkan karena dijaga oleh Tuhan,” katanya dalam pidato yang disiarkan oleh radio nasional, kutip Aljazeera.
Pada 23 September pemerintah memangkas subsidi BBM, sehingga harga eceran naik lebih dari 60%. Hal itu mendorong rakyat turun ke jalan.
Kelompok-kelompok HAM mengklaim jumlah korban tewas dibunuh aparat keamanan mencapai 200 orang.
Pihak berwenang yang memperketat keamanan melaporkan 60-70 orang tewas dan mereka berusaha membubarkan kerumunan massa yang berubah beringas, menyerang stasiun-stasiun pengisian bahan bakar serta pos polisi.
Bashir sebelumnya mengatakan, ada konspirasi yang terkait dengan para demonstran. Sementara Menteri Dalam Negeri Ibrahim Mahmud Hamid mengklaim tindakan kriminal yang terjadi saat demonstrasi terkait dengan jaringan asing.
Pemerintah Khartoum beralasan, kenaikan harga BBM itu menaikkan baru-baru ini bertujuan untuk menyelamatkan perekonomian negara.*