Hidayatullah.com–Presiden Afghanistan Hamid Karzai juga mengecam pembunuhan oleh Amerika Serikat terhadap pemimpin Taliban Pakistan Hakimullah Mehsud dalam kondisi waktu yang tidak tepat. Ia berharap peristiwa tersebut tidak menggagalkan upaya perdamaian regional.
Karzai mengatakan hal itu kepada delegasi Kongres AS yang berkunjung. Ia mengatakan, serangan pesawat tak berawak itu “berlangsung pada waktu yang tidak cocok”. Ia berharap proses perdamaian tidak dirugikan,” katanya dalam satu pernyataan yang dikeluarkan Minggu (3/11/2013) malam.
Tindakan AS terhadap Mehsud juga menimbulkan kemarahan pemerintah Pakistan. Menteri Dalam Negeri Chaudhry Nisar menuduh Washington “menenggelamkan” langkah perdamaian.
Karzai telah berusaha membuka pembicaraan damai dengan Taliban Afghanistan untuk mengakhiri 12 tahun perang. Tapi Taliban Afghanistan menolak bernegosiasi dengan presiden yang menjadi “boneka” Washington.
Pemerintah Pakistan juga telah menjajaki langkah perdamaian dengan Taliban Pakistan, yang terpisah namun terkait dengan kelompok Afghanistan.
Karzai, yang baru saja kembali dari pembicaraan dengan Perdana Menteri Nawaz Sharif di London mengatakan, hubungan penuh antara Kabul dan Islamabad telah meningkat.
“Presiden mengatakan pertemuan itu salah satu yang terbaik dengan pihak Pakistan, dan ia berharap bahwa serangan pada pemimpin Taliban Pakistan tidak merugikan proses perdamaian di Pakistan dan Afghanistan,” kata pernyataan itu, seperti diberitakan Tribune.
Pembukaan kantor Taliban di Qatar pada bulan Juni itu dimaksudkan untuk membuka pembicaraan perdamaian. Tapi upaya ini telah menimbulkan kemarahan bagi pihak Karzai yang menyebutkan pembukaan kantor tersebut sebagai kedutaan besar bagi pemerintah di pengasingan.
Para pejabat Afghanistan mengatakan, Afghanistan mengharapkan Pakistan untuk menutup perbatasan guna menghentikan serangan dari para pejuang, sampai dengan pemilihan presiden pada April 1914 untuk menggantikan Karzai.*