Hidayatullah.com–Pernyataan Kim Jung-wook, 50, disampaikan dalam konferensi pers yang terkesan sangat diatur dengan seksama di Pyongyang.
“Saya berpikir menjadikan Korea Utara sebagai negara agama, menghancurkan pemerintah yang sedang berkuasa dan menghancurkan sistem politik,” katanya dalam konferensi pers hari Kamis, (27/02/2014) dikutip BBC.
Kim mengatakan ia masuk ke wilayah Korea Utara dari China Oktober lalu dengan membawa materi-materi penyebaran agama dan ditangkap pihak berwenang Korea Utara sehari setelahnya.
Para pendukungnya di Korea Selatan mengatakan Kim sebelumnya bekerja selama bertahun-tahun menangani pengungsi Korea Utara di China. Mereka menolak dugaan Kim adalah seorang mata-mata.
Aktivitas yang berkaitan dengan agama dibatasi di Korea Utara.
Sejumlah misionaris ditangkap dalam berbagai kesempatan sebelumnya, termasuk John Short, 75, seorang misionaris Australia yang ditangkap di Pyongyang pekan lalu.
Misionaris Australia
John Short, seorang misionaris Australia, ditangkap di Korea Utara setelah ia meninggalkan sebuah pamflet yang mempromosikan agama Kristen di sebuah kuil Budha, demikian diceritakan teman seperjalanannya dari China pada Kamis.
Menurut cerita Karen, istri John, misionaris berusia 75 tahun itu ditangkap oleh polisi Korea Utara pada Senin (17/02/2014) di hotel tempat ia tinggal selama berada di Pyongyang, dua hari setelah tiba dari Beijing sebagai bagian dari tur kelompok kecilnya ke Asia. Karen mengatakan nasib suaminya sekarang berada di tangan Tuhan.
John ditahan karena diduga mendistribusikan pamflet ajaran agama Kristen berbahasa Korea di sebuah kuil dan mencoba mempengaruhi kepercayaan penduduk sekitar, dimana hal itu dinilai ilegal di Korea Utara, negara yang memandang misionaris asing sebagai orang durhaka yang berniat mengobarkan kerusuhan.
ABC Australia melaporkan bahwa John sedang dalam perjalanan bersama seorang warga China beragama Kristen, Wang Chong, yang sekarang telah kembali ke Beijing. Wang mengatakan John meninggalkan sebuah pamflet yang mempromosikan agama Kristen di sebuah kuil Budha di Korea Utara.*