Hidatullah.com–Gerakan Al Ikhwan al Muslimun Mesir memperingatkan bahwa kemenangan mantan kepala militer, Jenderal Abdul Fatah al-Sisi dalam pemilihan presiden bulan Mei ini hanya akan menjerumuskan negara ini di bawah pemerintahan militer, sekaligus menghancurkan demokrasi yang baru terbentuk selama setahun sejak penggulingan mantan Presiden Husni Mubarak pada 2011.
Dalam pernyataan yang dipublikasikan melalui situs www.ikhwanweb.com, Al Ikhwan al Muslimun belum lama ini mengatakan , hasrat Abdul Fatah bertanding dalam Pemilu tersebut secara jelas membuktikan bahwa penggulingan mantan Presiden , Mohammad Mursy pada 3 Juli lalu , merupakan satu kudeta oleh pihak militer .
Bahkan, tindakan mantan kepala tentara berusia 59 tahun itu menggunakan semua saluran media milik pemerintah untuk mengumumkan niatnya mencalonkan sebagai presiden pada 26 Maret lalu, menunjukkan dia menggunakan milik negara demi kepentingan diri sendiri.
“Rakyat Mesir telah lama berjuang untuk meraih sistem pemerintahan demokrasi, sekaligus mengakhiri pemerintahan militer yang bersifat otoriter selama 40 tahun.
“Hasrat rakyat untuk merasakan pemerintahan demokrasi hanya bertahan selama setahun sampai Abdul Fatah al-Sisi menghancurkan impian mereka dengan menggulingkan Mursy dan kini ingin bersaing sebagai Presiden, ” jelasnya dalam pernyataan itu.
Dalam pada itu, gerakan tersebut melabelkan Abdul Fatah sebagai seorang pembunuh yang bertanggung jawab atas kematian ribuan warga sipil yang tidak bersalah dan penipu karena sering mengkhianati sumpah atau janji yang disebarkan sebelum ini bahwa beliau atau institusi militer tidak berniat memerintah Mesir.
Menurutnya, Abdul Fatah juga dianggap sebagai seorang pensabotase keadilan Mesir dengan menjatuhkan hukuman mati atas 529 pendukung Ikhwanul Muslimin dengan hanya dua kali sesi sidang dalam waktu 20 menit.
“Sifat diktator dalam diri Abdul Fatah terlihat ketika mendalangi penahanan dan penyiksaan lebih 23.000 tahanan Mesir, termasuk anak – anak dan wanita saat mengadakan demonstrasi damai.
“Dia juga merupakan seorang pengecut karena menggunakan kekuatan militer termasuk tank dan pesawat tempur untuk menggempur desa dan kota di negara ini, sedangkan ia sendiri tidak pernah berperang melawan musuh Mesir, ” kata pernyataan tersebut.*