Hidayatullah.com—Pemerintah Zionis Israel mengatakan hari Selasa (22/4/2014) bahwa pihaknya sedang berupaya mendorong warganya yang beragama Kristen keturunan Arab masuk dinas kemiliteran.
Seorang pejabat militer senior mengatakan, saat ini ada sekitar 100 orang warga Kristen Arab yang berdinas di kemiliteran, dan jumlahnya akan bertambah dalam bulan-bulan mendatang.
Dilansir Reuters, Letkol Amir Hai dalam penjelasannya lewat telepon kepada para wartawan hari Selasa mengatakan, pihaknya akan mengirimkan surat pemberitahuan wajib militer kepada warga Kristen Arab yang sudah masuk usia dewasa (17-18 tahun).
Jumlah warga Kristen Arab di wilayah Israel sekitar 160.000 atau 2% dari 8 juta warga negara Zionis Yahudi.
Lebih berdarah Palestina, orang-orang Kristen Arab di Israel secara tradisi cenderung berpihak kepada komunitas Muslim Palestina dalam isu-isu Palestina-Israel.
Warga Muslim Arab yang tinggal di wilayah Israel jumlahnya sekitar 20% dari populasi, dan para pria di kalangan mereka kebanyakan dikecualikan dari wajib militer walaupun sudah masuk usia dewasa.
Menurut Amir Hai, semua cabang militer Israel termasuk unit pasukan elit, terbuka bagi siapa saja yang ingin bergabung, sepanjang mereka sesuai tuntutan tugas yang akan diberikan.
Saat ini, kata Amir Hai, hanya pria Kristen Arab yang dipanggil masuk wajib militer. Tetapi, jika para wanitanya bersedia maka dipersilahkan untuk mendaftar.
Pendeta Gabriel Nadaf, pimpinan Forum Rekruitmen Kristen Israel, kepada stasiun radio milik militer Zionis mengatakan menyambut baik panggilan itu.
“Saya menyambut baik langkah penting dan bersejarah ini … bagi komunitas Kristen untuk menjadi bagian dari masyarakat Israel, setara dalam hak dan kewajiban,” kata pendeta itu.
Pendeta Nadaf bahkan bernafsu mencoret identitas Arab dari warga Kristen Palestina.
“Kami bukan orang Arab. Kami bukan orang Palestina. Kami orang Israel, warga negara ini, dan kami setia kepada negara ini beserta institusinya sebagaimana orang-orang Kristen yang tinggal di belahan dunia lain akan setia,” kata pendeta itu.
Selain warga Kristen Arab, komunitas minoritas Arab yang dipanggil masuk dinas militer Zionis adalah dari kalangan penganut Druze dan orang-orang Badui.*