Hidayatullah.com—Kepala badang intelijen di wilayah timur Libya, Kolonel Ibrahim Senussi, dibunuh kamis (8/5/2014) siang, dua hari setelah muncul di televisi mengumumkan siapa pelaku pembunuhan di kota Benghazi.
Kendaraannya ditembaki di dekat sebuah kampus kedokteran di Benghazi. Senussi yang berusaha menyelamatkan diri kemudian dikejar dan dibuntuti pelaku. Sekitar 200 meter kendaraannya berjalan, dia ditembaki lagi. Serangan terakhir itu fatal, mengenai leher dan dadanya, kata seorang saksi dilansir Libya Herald.
Ketika Senussi berbicara di stasiun televisi Libya Awalan TV, namanya tidak disebut tetapi dia disebut sebagai kepala intelijen.
Senussi mengatakan, kelompok-kelompok teroris menarget siapa saja yang pernah mendapat pelatihan di luar negeri sejak revolusi. Dia menyebut Anshar Al-Syariah sebagai pelaku kebanyakan serangan di kota itu.
Dia juga mengatakan, tanpa sepengetahuan keluarganya sebanyak 58 pemuda pulang dari Suriah dan siap melakukan serangan bunuh diri. Salah satunya, imbuh Senussi, terlibat dalam serangan bunuh diri di markas Brigade 21 pada tanggal 29 April lalu yang menewaskan 2 anggota pasukan khusus Saiqa.
Beredar pula laporan yang mengatakan bahwa salah seorang staff Senussi berusaha diculik.
Sejumlah anggota intelijen menjadi target serangan dan pembunuhan dalam beberapa waktu terakhir.
Pasca digulingkan dan dibunuhnya Muammar Qadhafi, negara Libya mengalami gangguan keamanan akibat saling serang antar suku dan kelompok bersenjata, termasuk di kalangan mereka-mereka yang ikut menggulingkan kekuasaan Qadhafi. Kelompok-kelompok itu saling berebut pengaruh dan kekuasaan.*