Hidayatullah.com—Instutusi Al-Azhar di Mesir, menyerukan pembebasan segera para pelajar putri yang diculik oleh kelompok Boko Haram Nigeria yang telah menculik sekitar 300 pelajar putri.
“Aksi itu tidak ada kaitannya dengan prinsip-prinsip mulia dan toleransi ajaran Islam,” kata Al-Azhar dalam sebuah pernyataan baru-baru ini.
Al-Azhar menyatakan Boko Haram bertanggung jawab atas kekerasan terhadap gadis-gadis yang diculik itu, serta menyeru organisasi-organisasi hak asasi manusia internasional untuk mengambil “tindakan cepat” untuk memastikan pembebasan mereka.
Boko Haram (bahasa Hausa) yang berarti “pendidikan Barat dilarang” pertama kali muncul pada awal tahun 2000 yang menyerukan untuk melawan pemerintah yang buruk dan korup.
Kelompok ini belakangan menjadi keras setelah kematian pemimpinnya pada 2009 ketika berada dalam tahanan polisi.
Sejak lima tahun belakangan ini, kelompok ini dinyatakan bertanggungjawab atas sejumlah serangan pada tempat-tempat ibadah dan lembaga pemerintah dan atas tewasnya ribuan manusia.
Sebelumnya, Syeikh Abdulaziz Al Asy-Syeikh , mufti besar Arab Saudi, ikut mengutuk Boko Haram sebagai kelompok yang mencoreng citra Islam dan mengutuk penculikan.
“Ini kelompok yang sudah dibentuk untuk mencoreng citra Islam dan harus diberi nasehat bahwa jalan mereka salah dan mereka harus dibuat untuk menolak ajaran itu,” katanya kepada surat kabar berbahasa Arab al-Hayat dalam wawancara yang diterbitkan Jumat.*