Hidayatullah.com–Petugas kepolisian di Prancis menangkap seorang pria tersangka penembakan di sebuah masjid di Bayonne, bagian barat daya Prancis hari Senin (28/10/2019).
“Tersangka pelaku ditangkap oleh aparat kepolisian nasional … saya menyampaikan duka cita untuk korban dan keluarganya,” kata Menteri Dalam Negeri Christophe Castaner lewat akunnya di Twitter.
Sebuah sumber dari kepolisian mengatakan bahwa tersangka berusia 84 tahun yang ditangkap itu memiliki keterkaitan dengan kelompok kanan-jauh. Sebuah sumber terpisah yang mengetahui kasus itu mengatakan bahwa tersangka pernah mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dari partai pimpinan Marine Le Pen yang dikenal rasis, anti-Islam dan antimigran, Rassemblement Nationale (RN).
Sumber kepolisian itu juga mengatakan bahwa di dalam mobil tersangka ditemukan sebuah senjata api jenis pistol, lansir Reuters.
Pelaku melepaskan tembakan ke arah dua orang pria –berusia 74 dan 78 tahun– yang mendapatinya sedang berusaha membakar pintu masjid hari Senin siang pukul 14:20 GMT, lapor Radio France Internationale (RFI) yang mengutip pernyataan dari kepolisian.
Korban dilarikan ke rumah sakit terdekat, sedangkan tersangka pelaku kemudian ditangkap di dekat rumahnya.
Pelaku juga membakar sebuah mobil ketika melarikan diri dari lokasi kejadian, lapor Reuters.
Terdapat beberapa serangan terhadap masjid-masjid di Prancis sejak 2007, ketika 148 batu nisan makam Muslim di sebuah pemakaman militer dekat Arras dicemari dengan slogan-slogan anti-Islam dan sebuah kepala babi diletakkan di sana.
Pada bulan Juni tahun 2019, seorang pria bersenjata api melukai seorang imam dalam aksi penembakan di sebuah masjid di kota Brest, barat laut Prancis, tetapi polisi membantah serangan itu adalah serangan teror.
Pada bulan Maret tahun ini, para pekerja di lokasi pembangunan masjid di kota Bergerac, di bagian barat daya Prancis, memdapati kepala babi dan darah hewan di pintu masuk lokasi masjid. Kejadian itu hanya berselang dua pekan setelah seorang pria Australia membantai 50 Muslim di dua masjid di kota Christchurch, New Zealand.
Masjid-masjid di Prancis juga menjadi sasaran serangan kebencian, setelah peristiwa penembakan di kantor majalah satir Charlie Hebdo yang menewaskan 12 orang pada tahun 2015. Puluhan masjid menjadi target serangan pelaku-pelaku pembakaran yang menggunakan bom molotov, granat serta senjata api.*