Hidayatullah.com—Arab Saudi menutup kantor perwakilan diplomatiknya di Libya dan Turki menutup sementara konsulatnya di Benghazi menyusul ketegangan di negara itu setelah bentrokan bersenjata terjadi antara kelompok jenderal pembangkang dan milisi-milisi Islam.
“Semua staf diplomatik telah meninggalkan ibukota Libya naik pesawat pribadi karena situasi keamanan [buruk] yang sedang melanda Libya,” kata Duta Besar Muhammad Mahmud Al-Ali dalam pernyataannya yang dilansir kantor berita Saudi SPA Senin (19/5/2014).
Kedutaan Saudi ditutup sampai situasi keamanan di ibukota Tripoli membaik.
“Kami melakukan kontak dengan pihak Libya untuk mengetahui semua perkembangannya,” kata duta besar Saudi itu dikutip Arab News.
Libya mengalami serangkaian serangan bersenjata terhadap para pemimpinnya dan diplomat asing, seiring dengan gangguan keamanan yang terus berlangsung tanpa henti pasca digulingkan dan dibunuhnya pemimpin Libya Muammar Qadhafi oleh sebagian rakyat dan kelompok-kelompok bersenjata yang didukung oleh NATO.
Situasi itu semakin buruk setelah pada hari Jumat (16/5/2014) tentara yang dipimpin jenderal pembelot Khalifa Haftar melancarkan serangan ke kelompok-kelompok bersenjata Islam sehingga menewaskan 70 orang di daerah timur Benghazi, kota lahirnya revolusi 2011 melawan Muammar Qadhafi.
Pada hari Ahad (18/5/2014) sekelompok tentara pro-Haftar menyerang gedung parlemen di ibukota Tripoli dan pangkalan udara Libya di wilayah timur negara itu. Milisi-milisi pro-Haftar juga dikabarkan terlibat dalam serangan selama 4 jam tersebut dan berperang melawan kelompok milisi seterunya.
Hari Jumat, Aljazair mengirimkan tim pasukan khusus ke Tripoli untuk mengawal evakuasi duta besar dan staf diplomatiknya, menyusul adanya ancaman.
Aljazair juga melakukan peraturan ketat di pintu perbatasannya, di mana hanya warga negara Aljazair dari Libya yang boleh melintas masuk ke wilayahnya dan hanya warga Libya yang boleh melewati pintu perbatasan masuk ke wilayah Libya.
Turki hari Senin mengumumkan penutupan sementara kantor konsulatnya di Benghazi.
Menurut laporan saksi kepada kantor berita Reuters, bendera yang biasanya terlihat berkibar di gedung konsulat Turki telah diturunkan. Namun, para pejabat Turki mengatakan pihaknya hanya menutup kantor, tetapi tidak mengevakuasi staf diplomatik.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Menurut jurubicara Kementerian Luar Negeri Turki Tanju Bilgic, konsulat di Benghazi ditutup setelah mendapatkan ancaman. Tetapi Bilgic tidak menjelaskan lebih lanjut perihal ancaman tersebut.
“Konsulat telah ditutup untuk hari ini karena alasan keamanan. Apakah besok masih akan ditutup atau tidak tergantung pada situasi keamanan,” kata Bilgic Senin kemarin.
Turki merupakan salah satu negara yang mempertahankan misi diplomatiknya di Benghazi, setelah duta besar Amerika Serikat terbunuh dalam sebuah serangan menyusul penayangan film penghinaan terhadap Islam dan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam buatan imigran Kristen Koptik Mesir di Amerika berjudul “Innocence of Muslim”.*