Hidayatullah.com— Paus Fransiskus pada hari Ahad (25/05/2014) mengatakan mengatakan bahwa orang-orang Yahudi berhak eksis dan rakyat Palestina berhak memiliki tanah air.
“Adalah hak Negara Israel untuk eksis dan makmur di dalam perdamaian dan keamanan di dalam wilayah dengan batas-batas yang diakui secara internasional, ” katanya dikutip Anadolu Agency (AA) setibanya di Bandara Ben-Gurion Israel.
“Pada saat yang sama, juga harus ada pengakuan terhadap hak rakyat Palestina untuk memiliki tanah air yang berdaulat dan hak mereka untuk hidup dengan martabat dan dengan kebebasan bergerak,” tambahnya.
“Solusi dua-negara harus menjadi kenyataan dan bukan hanya tetap menjadi mimpi,” kata Paus yang disambut di bandara oleh Perdana Menteri Israel Netanyahu Bemjamin dan Presiden Shimon Peres.
Paus menyesalkan Al-Quds (wilayah pendudukan Yerusalem Timur) tetap berada di dalam konflik yang berkelanjutan.
“Yerusalem, tentu saja, berarti ‘kota perdamaian’. Ini adalah apa yang Tuhan kehendaki untuk terjadi, dan inilah adalah keinginan semua orang yang berkemauan baik, ” katanya.
“Namun sayangnya Yerusalem tetap mengalami masalah akibat dari konflik yang berlangsung lama,” tambahnya.
Sementara itu Mahmud Abbas saat dalam sambutan kehadiran Paus mengatakan,rakyat Palestina masih percaya pada perdamaian, dan mendukung setiap inisiatif yang akan membantu memajukan tujuan nasional rakyat Palestina yakni berdirinya sebuah negara dengan perbatasan-perbatasan yang ada pada tahun 1967.
Abbas menambahkan bahwa dalam pertemuannya dengan Paus seusai upacara penyambutan itu ia akan membahas kebutuhan untuk memajukan proses perdamaian berdasarkan pada inisiatif masyarakat Arab.
Seperti diketahui, usulan dua negara merdeka (Palestina dan Israel) hanyalah desakan Amerika dan sekutunya. Usulan ini tentu saja tidak diterima oleh masyarakat Palestina dan pejuang Hamas di mana Zionis-Israel adalah penjajah yang telah merampas dan menguasai wilayahnya. Bagi rakyat Palestina, Israel adalah teroris.
Sementara hari Senin Paus menyempatkan mengunjungi kompleks Masjid Al-Aqsa di Al-Quds disambut Pangeran Ghazi bin Muhamad, wakil pribadi dan penasihat khusus raja Yordania mengenai masalah-masalah agama, di mana negaranya adalah pengawas semua situs keagamaan Islam dan Kristen di Al-Quds sejak tahun 1950-an.
Sejumlah tokoh agama Palestina yang dipimpin Mufti Al-Quds Syeikh Muhamad Hussein juga berada di dekat Paus. Paus juga mengelilingi Masjid Qubbah Ash-Shakhrah didampingi Pangeran Ghazi yang memberikan penjelasan, kutip Anadolu Agency (AA).
Sebelumnya, Paus sempat mengundang pemimpin Palestina dan Israel untuk hadir ke Vatikan guna berdiskusi dan berdoa bersama untuk mewujudkan perdamaian di Timur Tengah.*