Hidayatullah.com—Negara-negara Barat pendukung pemberontak di Suriah mulai mengubah posisinya dalam konflik Suriah karena mereka sendiri di negerinya sekarang menghadapi ancaman terorisme, demikian kata Bashar Al-Assad.
“Amerika Serikat dan Barat mulai mengirimkan sinyal-sinyal perubahan. Terorisme sekarang ada di tanah mereka,” kata Assad ditulis koran Libanon pendukung rezimnya.
Para pemimpin negara-negara industri yang tergabung dalam G7 telah mengatakan bahwa mereka akan memperkuat pertahanannya untuk menghadapi resiko serangan teror dari orang-orang yang pulang dari Suriah.
“Para pejabat AS yang sekarang dan mantan berusaha menghubungi kami, tetapi mereka tidak berani karena ada lobi-lobi besar yang menekannya,” kata Assad.
Dilansir AFP, Al-Akhbar juga mengatakan Assad menolak bernegosiasi dengan orang-orang Suriah di pengasingan yang banyak menjadi anggota oposisi terbesar Koalisi Nasional.
Rezim Damaskus dan oposisi Suriah menggelar pertemuan di Swiss awal tahun ini, tetapi pembicaraan itu tidak membuahkan hasil nyata.
“Dialog dengan oposisi di pengasingan akan mengarah kemana? Nihil, karena tidak ada pengaruhnya,” kata Assad dikutip Al-Akhbar.
Assad bersikukuh menyatakan kondisi Suriah sudah berubah, menyusul kemenangannya dalam pemilihan presiden belum lama ini.
Dalam pemilu yang digelar hanya di wilayah-wilayah yang dikuasai rezim baru-baru ini Assad meraup 88,7 persen suara.
“Negara akan menang, meskipun butuh waktu untuk menghancurkan seluruh teroris,” imbuh Assad.*