Hidayatullah.com–Bahrain memerintahkan seorang diplomat tinggi AS untuk meninggalkan negara itu pada hari Senin, kata Kementerian Luar Negeri Bahrain, setelah ia bertemu dengan kelompok oposisi Syiah terkemuka. Demikian rilis Arab News, Senin (7/7/2014).
Kementerian itu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Asisten Menteri Luar Negeri untuk Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Tenaga Kerja AS Tom Malinowski tidak diterima di Bahrain.
Dikatakan dia ikut campur urusan dalam negeri negara itu dengan mengadakan pertemuan dengan beberapa kelompok dengan mengorbankan lainnya.
Pernyataan itu mengatakan bahwa pertemuan seperti itu “memecahbelah” rakyat negara itu. Pernyataan itu menambahkan, tindakannya itu “bertentangan langsung dengan norma-norma diplomatik seperti lazimnya.”
Bahrain adalah negara dimana terdapat Angkatan Laut AS Armada ke-5.
Meskipun terjadi pertikaian diplomatik, pernyataan Kementerian itu mengatakan hubungan antara Bahrain dan Amerika Serikat tetap kuat dan penting.
“Pemerintah Bahrain menegaskan bahwa hal ini tidak boleh dengan cara apapun mempengaruhi hubungan timbal balik kedua negara,” kata pernyataan itu.
Malinowski diperintahkan untuk meninggalkan negara itu setelah bertemu dengan kelompok oposisi Syiah Bahrain, Al Wifaq.
Dia tiba di negara itu pada hari Ahad dan dijadwalkan untuk tinggal selama tiga hari, namun masa kunjungannya dipotong oleh perintah mendadak untuk meninggalkan negara itu sehari lebih awal.
Dia juga memiliki jadwal pertemuan dengan para pejabat pemerintah, serta aktivis hak asasi manusia terkemuka Nabeel Rajab yang dibebaskan dari penjara akhir Mei lalu setelah menjalani hukuman dua tahun karena mengambil bagian dalam berbagai protes ilegal. Rajab mengatakan kepada The Associated Press ia tidak bertemu Malinowski.
Bahrain, negara pulau kecil di lepas pantai Semenanjung Arab, telah bergolak karena protes yang terjadi hampir setiap hari dari kalangan Syiah yang menuntut hak-hak politik yang lebih besar sejak awal tahun 2011.
Para pejabat Bahrain menuduh Syiah Iran menghasut Syiah Bahrain untuk melancarkan protes. Dua pejabat AS di Washington menegaskan bahwa Malinowski telah diperintahkan untuk pergi, tapi masih ada di sana sementara keperluan logistiknya diurus.
Para pejabat itu berbicara dengan merahasiakan identitas karena mereka tidak berwenang untuk berbicara secara terbuka tentang masalah ini.*