Hidayatullah.com–Sebuah karantina pasien Ebola di Liberia tengah telah dijarah oleh sekelompok perusuh yang dikabarkan mengambil sprei-sprei yang terkontaminasi oleh darah pasien, lansir Aljazeera.
Akibat serbuan para perusuh itu 17 pasien Ebola yang ada di karantina tersebut lari menyelamatkan diri, sehingga menimbulkan kekhawatiran wabah akan tersebar lebih luas.
Serangan itu terjadi di daerah West Point di Monrovia Sabtu malam (16/8/2014).
Rebecca Weseh yang menyaksikan kejadian itu mengatakan kepada AFP hari Ahad bahwa pelaku penjarahan kebanyakan orang-orang muda yang membawa senjata berupa tongkat pemukul.
Wesseh mengatakan dia mendengar para perusuh itu meneriakkan slogan-slogan anti pemerintahan dan bersikukuh mengatakan bahwa “tidak ada Ebola” di Liberia.
“Mereka merobohkan pintu-pintu dan menjarah tempat itu.Semua pasien kabur,” kata wanita itu.
Ketua Asosiasi Pekerja Kesehatan Liberia George Williams mengatakan karantina itu menampung 29 pasien Ebola yang mendapatkan perawatan awal sebelum dibawa ke rumah sakit.
“Dari 29 pasien, 17 melarikan diri kemarin malam. Sembilan orang meninggal empat hari lalu dan tiga lainnya diambil paksa oleh kerabat mereka,” kata Williams. “Mereka semua positif Ebola.”
Menutip keterangan asisten menteri kesehatan Tolbert Nyenswah, AP melaporkan bahwa penduduk West Point marah karena pasien-pasien dari daerah-daerah lain di ibukota dibawa ke tempat itu.
AP melaporkan sprei-sprei yang tercemar darah pasien Ebola dijarah oleh para perusuh itu, padahal virus Ebola menular lewatcairan tubuh penderita termasuk darah.
Polisi berusaha menenangkan dan menertibkan kembali warga West Poin, sebuah daerah kumuh yang dihuni sekitar 100.000 orang miskin Liberia, kata pejabat kepada AP.
Wabah Ebola di Afrika Tengah telah merenggut nyawa 1.145 orang, di mana 413 di antaranya meninggal di Liberia.*