Hidayatullah.com–Iran tidak akan mengizinkan para pengawas nuklir PBB memasuki sebuah pangkalan militer yang terletak tidak jauh dari ibukota Teheran yang berusaha mereka kunjungi sejak tahun 2005, kata Menteri Pertahanan Hossein Dehgan Sabtu (23/8/2014).
Pernyataan Dehagan dikemukakan hanya 2 hari sebelum batas akhir bagi Iran untuk memberikan jawaban kepada International Atomic Energy Agency (IAEA) mengenaitudingan bahwa ada tujuan militer di balik proyek nuklirnya.
“Badan itu sudah beberapa kali mengunjungi Parchin [sebelum 2005], mengambil sampel dan tidak menemukan apa yang dicarinya,” kata Dehgan kepada kantor berita Iran ISNA dikutip AFP.
“Oleh karena itu tidak ada alasan untuk mengunjungi Parchin lagi, karena tidak ada hal baru yang muncul sejak inspeksi terakhir itu,” imbuhnya.
IAEA diberi akses atas sejumlah tempat yang dinyatakan sebagai lokasi pengembangan nuklir Iran, sebagai bagian dari perjanjian nuklir sementara yang disepakati Iran dengan beberapa negara kuat akhir Nopember 2013.
Akses ke Parchin tidak termasuk dalam kesepakatan sementara itu, namun IAEA berusaha masuk ke pangkalan militer Iran tersebut guna menjawab kekhawatiran akan program nuklir Iran baik di masa lampau maupun sekarang.
Direktur IAEA Yukiya Amano mengatakan pada bulan Juni lalu bahwa akses ke Parchin sangat penting bagi lembaganya untuk bisa memastikan bahwa program nuklir Iran benar-benar bertujuan damai.
Dalam laporannya ketika itu, Amano mengatakan bahwa fotografi satelit menunjukkan ada aktivitas baru di pangkalan tersebut tahun ini.
“Sejak Februari tahun ini kami mulai memantau kembali aktivitasnya … aktivitas-aktivitas ini terus berlanjut,” kata Amano.
Menhan Iran Hossein Dehgan mengatakan bahwa negaranya juga menolak untuk memberikan informasi kepada IAEA tentang para ilmuwannya yang menggeluti bidang industri pertahanan.*