Hidayatullah.com–Penduduk ibukota Iraq, Baghdad, bersuka cita karena jam malam yang selama sepuluh tahun terakhir diberlakukan akhirnya dicabut.
Perdana Menteri Haidar Al-Abadi mengumumkan keputusan pencabutan jam malam itu pada hari Kamis (5/2/2015) dan mengatakan daerah pemukiman penduduk akan didemiliterisasi setelah larangan keluar rumah pada waktu tengah malam hingga 5 pagi itu dicabut efektif per Sabtu malam.
“Baghdad seperti kota hantu dan itu yang kami lihat ketika pulang larut malam dan pos-pos pemeriksaan melarang kami memasuki daerah tempat tinggal kami. Namun ketika jam malam dicabut, kota ini kembali hidup. Orang-orang berkeliling dan berbelanja dan sebagai warganegara orang merasa aman,” kata Abbas Kamil dikutip Euronews (8/2/2015).
Salah Al-Lami yakin keputusan pencabutan jam malam itu merupakan langkah positif bagi stabilitas ibukota.
“Ketika jam malam dicabut akan ada semacam stabilitas, keamanan dan kerjasama dengan polisi, dengan orang-orang dan sebaliknya,” kata Al-Lami, seraya menambahkan bahwa hal itu akan menciptakan kondisi yang aman bagi negaranya.
Beberapa jam sebelum jam malam berakhir, sedikitnya 137 orang terbunuh dan lainnya luka-luka dalam 3 serangan bom berbeda di kota itu.
Ledakan pertama terjadi di sebuah restoran di kawasan Syiah di Baghdad Baru, yang menelan korban paling banyak.
Dua ledakan lainnya terjadi di pasar pusat kota dan pasar di selatan selatan Baghdad.*