Hidayatullah.com—Masjid-masjid di daerah Karitir di pusat Kota Aden menyerukan perlawanan terhadap pemberontak al Hautsi (Syiah al Houthi) yang berusaha untuk menguasai Aden.
Para warga di Karitir mengatakan puluhan pemberontak Al Hautsi bentrok dengan milisi lokal. Mereka menambahkan api sempat berkobar di rumah-rumah warga setelah dihujani roket pemberontak, namun saat itu juga kebanyakan keluarga masih tetap berada di rumah mengingat bentrokan berkecamuk di jalan-jalan.
Salah seorang warga mengatakan pemberontak Syiah Al Hautsi bersekutu dengan pasukan yang loyal kepada mantan Presiden Ali Abdullah Saleh. Mereka masuk daerah Karitir hari Rabu (08/4/2015) pagi dengan tank dan kendaraan lapis baja, demikian dikutip laman alriyadh.com.
Yasir Mahmud, salah satu milisi lokal mengatakan pemberontak Hautsi datang dari daerah Daar Sa’ad di pintu masuk Kota Aden sebelah selatan.
“22 orang Hautsi tewas ketika penghancuran tank dan kendaraan lapis baja. Hari ini, tiga ledakan telah mengguncang wilyah utara Aden,” tambahnya.
Warga yang lain juga mengatakan serangan-serangan itu datang dari operasi militer “Ashifaul Hazm” dibawa pimpinan Arab Saudi yang menargetkan tempat-tempat penyimpan senjata milisi Syiah Al Hautsi.
Sementara itu laporan Yaman Press, milisi pemberontak Al Hautsi juga dikabarkan memblokir pusat-pusat media. Di antaranya; portal Arab Al Arabiya, Yaman Press, Sahafa.net, Mareb Press dan Saada.
Pemberontak Al Hautsi memblokir laman-laman berita ini dengan cara menekan penyedia internet (ISP) di Yaman hingga media-media ini tak bisa diakses lagi.
Sebelumnya, kelompok pemberontak sudah menyiratkan akan menyerah. Sebagaimana disampaikan anggota senior kelompok Al Hautsi, Saleh al Sammad.
Saleh al Sammad yang juga mantan penasihat Presiden Yaman, Abdurabbu Mansyur Hadi, yang mengatakan jika keinginan kelompok Hautsi dipenuhi, yakni penghentian serangan oleh Koalisi Negara Arab, maka proses negosiasi dan pembicaraan damai bisa segera dilaksanakan.
“Kami masih tetap pada pendirian jika diadakan pembicaraan damai, dan tetap akan melanjutkan perjuangan kami. Kendati demikian, kami menghormati dan mengakui pihak-pihak lain,” ujar Al Sammad, seperti dilansir Al Jazeera, Senin (06/05/2015).*