Hidayatullah.com–Militer Afrika Selatan (Afsel) akhirnya diturunkan guna mengakhiri gelombang serangan terhadap warga asing, kata Menteri Pertahanan Nosiviwe Mapisa-Nqakula dikutip BBC.
Tentara akan ditempatkan di kota Alexandra, utara kota utama negara itu Johannesburg, kata menteri tersebut.
Ini akan menjadi penugasan pasukan pertama sejak pembunuhan warga Mozambik Emmanuel Sithole pada akhir minggu.
Banyak orang akan “menghargai keputusan melibatkan pasukan keamanan”, kata Mapisa-Nqakula kepada para wartawan.
Kementerian Pertahanan Afrika Selatan menyatakan tentara akan ditempatkan mulai pukul 18.00 waktu setempat di Alexandra.
Afsel telah mendapat banyak kritik dari negara lain, seperti Tiongkok, Nigeria dan Zimbabwe, karena dianggap telah lalai dalam melindungi imigran dari kekerasan geng.
Para geng tersebut merusak tempat usaha yang dimiliki para imigran. Pada Ahad (19/04/2015), sebuah surat kabar memberitakan kalau pria asal Mozambik dipukuli hingga tewas.
Menteri Pertahanan Nosiviwe Mapisa-Nqakula juga melaporkan kalau sepasang warga Zimbabwe ditembak di Johannesburg pada Senin (20/04/2015). Beruntung nyawa pasangan tersebut berhasil diselamatkan.
Pada Selasa, empat pria berusia 18-22 tahun, telah ditahan di Johannesburg dengan tuduhan tindak pencurian yang disertai dengan pembunuhan atas pria asal Mozambik, Emmanuel Sithole, pemilik usaha kaki lima.
Pelaku menutup kepala korban sebelum membunuhnya. Kasus tersebut akan kembali disidangkan pada 4 Mei 2015.
Saat sidang, sejumlah orang melakukan aksi protes.
“Itu adalah tindakan yang keji. Mereka tidak seharusnya membunuh,” kata Fulufhelo Ravhura, warga Johannesburg.
Peningkatan penyerangan terhadap warga asing di Afrika Selatan dimulai di kota pelabuhan Durban beberapa minggu lalu.
Toko-toko milik warga asing juga diserang dan dijarah di Johannesburg, tempat yang mengalami kekerasan sejenis terburuk pada tahun 2008.*