Hidayatullah.com– Salah seorang mahasiswa Yaman mengatakan, Arab Saudi rutin memberikan bantuan khususnya sembako kepada warga Yaman. Bantuan ini pun disambut gembira oleh masyarakat Yaman, setidaknya di provinsi Marib, terkhusus distrik Wadi Abida.
“Masyarakat sangat bahagia dengan bantuan tersebut,” ujar mahasiswa yang meminta identitasnya dirahasiakan ini kepada hidayatullah.com Senin (18/05/2015).
Menurut sumber terpercaya itu, bantuan tersebut disalurkan hampir setiap hari.
“Alhamdulillah (atas) bantuan itu. Kadang satu truk panjang full, kadang 2 truk. Ingat yah, truknya truk panjang, mungkin 3 kali lipat dari truk-truk biasa,” ungkapnya.
Bentuk bantuannya seperti beras, susu cair, susu bubuk, minyak, garam, gula, tepung, makruna, saus tomat, kurma, dan banyak lagi jenis makanan ringan. Untuk kurma, dalam 1 truk biasanya terdapat 8000 kardus. [Baca: Raja Salman Bantu Korban Perang Yaman Rp7 Triliun]
“Hampir tiap hari kami menurunkan barang-barang (bantuan) tersebut dari truk (yang) tinggi (itu). Katanya masih ada 15 truk lagi akan datang, dan truknya yang (memiliki) 12 ban atau 14 ban,” terangnya.
![Di antara truk besar berisi bantuan dari Arab Saudi untuk korban perang di Yaman. [Foto: Istimewa/Hidayatullah.com]](https://hidayatullah.com/engine/files/2015/05/2-Bantuan-Saudi-istimewa.jpg)
Menurut sumber tersebut, bantuan logistik dari Arab Saudi dirasa cukup penting, mengingat kondisi perang yang masih melanda Yaman.
“Karena semua barang-barang pada naik harganya. Imbas dari susahnya bensin dan gas, serta listrik lebih banyak padamnya daripada nyalanya,” ungkapnya, seraya menambahkan, harga bahan bakar minyak di negara tersebut turut naik.
Ia mengatakan, jumlah bantuan yang disebutnya itu baru sebatas di Marib, belum termasuk di berbagai wilayah lainnya.
“Untuk bantuan secara keseluruhan Yaman, pasti ada, karena kemaren (beberapa hari lalu, Red) sudah dibagikan. Cuma untuk penyalurannya ana (saya) nggak tahu,” ujarnya.
Sejak Selasa (12/05/2015) malam waktu setempat, pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi melakukan gencatan senjata dengan pemberontak Syiah Hautsi (Al-Houthi). Hal ini untuk memudahkan penyaluran bantuan bagi korban perang di Yaman. “Perjanjian gencatan senjata selama 5 hari, supaya bisa menyalurkan bantuan ke setiap daerah,” ujarnya.*