Hidayatullah.com—Di negara sekaliber Amerika Serikat, yang katanya sistem hukum dan demokrasinya sudah sangat matang, ternyata rakyat harus marah dan mengamuk dulu agar oknum polisi yang menewaskan tahanan dari ras minoritas dapat diproses hukum. Hal itu terbukti dalam kasus kematian Freddie Gray di Baltimore yang sedang panas beberapa hari belakangan ini.
Kepala kejaksaan Baltimore telah mengumumkan gugatan atas 6 anggota kepolisian dalam kasus kematian pemuda kulit hitam Freddie Gray saat ditahan polisi.
Jaksa negara bagian Maryland, Marilyn Mosby, mengatakan kematian pemuda berusia 25 tahun itu adalah pembunuhan dan penahanan atas dirinya adalah ilegal.
Gugatan atas 6 anggota polisi itu berkisar antara dakwaan penyerangan dan pembunuhan tingkat dua atau pembunuhan tidak disengaja.
Seorang pengacara yang mewakili para terdakwa menyatakan mereka tidak melakukan kesalahan apapun.
Keenam anggota kepolisian Batimore itu sudah diberhentikan sementara dari tugasnya dan sekarang berstatus tahanan.
Mosby mengatakan kepada para wartawan bahwa berdasarkan penyelidikan independen, didukung pendapat pakar medis, kematian Freddie Gray adalah pembunuhan. Hal itu yang mendasari dilayangkannya gugatan pidana kepada sejumlah aparat yang terlibat.
Mosby mengatakan Gray meninggal dunia akibat luka-luka yanng dideritanya saat diborgol di dalam mobil polisi Baltimore, tetapi tidak dipasangkan sabuk pengaman, sebagaimana seharusnya menurut peraturan hukum. Petugas kepolisian tidak memberikan bantuan medis kepada Gray, meskipun pemuda itu sudah berulang kali meminta pertolongan.
Freddie Gray tidak membawa senjata berupa pisau lipat ilegal seperti keterangan polisi kepada media sebelumnya, kata Mosby. Pisau yang dibawa oleh pemuda itu adalah pisau saku yang legal.
Organisasi persatuan anggota kepolisian menyeru agar jaksa independen ditunjuk untuk memproses kasus itu di pengadilan, karena menilai keenam anggotanya sudah bertindak dengan tepat. Tetapi menurut Mosby tim jaksa independen tidak diperlukan dalam kasus ini.
“Tidak ada seorangpun di kota kita yang tidak terjangkau hukum,” kata Walikota Stephanie Rawlings Blake. “Hukum harus diterapkan kepada kita semua secara sama,” imbuhnya.
Blake mengatakan lima orang anggota polisi sudah dijebloskan dalam tahanan. Polisi keenam menyerahkan diri kemudian. Mereka semua diberhentikan sementara dari tugasnya.
Caesar Goodson, 45, petugas yang mengemudikan kendaraan polisi menghadapi gugatan paling serius, yaitu pembunuhan tingkat dua. Dia bisa dihukum 30 tahun penjara jika dinyatakan bersalah.
Lainnya, William Porter, Brian Lake, Edward Nero, Alicia White dan Garrett Miller, didakwa dengan tuduhan antara lain pembunuhan tingkat dua, penyerangan dan perbuatan buruk.
Warga kota Baltimore yang beberapa hari belakangan menunjukkan kemarahannya atas kematian Freddie Gray dengan melakukan unjuk rasa hingga penjarahan dan perusakan fasilitas milik kepolisian, menyambut gembira keputusan kejaksaan yang mengajukan gugatan hukum.
Setelah pemakaman Gray pada hari Senin awal pekan ini, kerusuhan terjadi di daerah West Baltimore. Sekitar 200 orang ditangkap, karena lebih dari 100 mobil dibakar massa, 15 bangunan dirusak dan toko-toko dijarah warga yang marah dengan kelakuan polisi yang dianggap brutal sehingga nyawa Gray melayang.
Akibat kemarahan warga terus berkecamuk, pemerintah setempat akhirnya memberlakukan jam malam dan menerjunkan ribuan aparat keamanan, termasuk dari Garda Nasional untuk mengembalikan ketertiban kota.
Ciara Ford, seorang wanita penduduk Baltimore mengaku terkejut dengan keputusan jaksa yang bersedia menggugat polisi dalam kasus Gray.
Patut diketahui, kasus kematian warga minoritas di tangan polisi Amerika Serikat semakin meningkat beberapa tahun terakhir. Hampir semuanya tidak ada yang diproses hukum. Kalaupun masuk ke pengadilan, maka biasanya juri memutuskan untuk tidak memproses kasus-kasus itu lebih lanjut. Sehingga, polisi yang membunuh warganya sendiri kerap melenggang bebas. Hampir seluruhnya kasus kebrutalan polisi dilakukan oleh polisi kulit putih atas warga kulit hitam dan ras lainnya. Polisi juga sering berkelit dengan mengatakan mereka melakukan tugasnya dengan baik. Termasuk dalam kasus Freddie, di mana mereka membantah pemuda itu mengalami luka di tubuhnya saat berada dalam tahanan dan berbohong pemuda itu membawa senjata berupa pisau ilegal.
“Saya berharap ini dapat mengembalikan kedamaian,” kata Ciara Ford kepada Associated Press. “Jika kami tetap diam, saya kira mereka tidak akan menuntutnya,” imbuh wanita itu.
Kematian Freddi Gray oleh polisi dan kebrutalan serta tindakan rasis aparat kepolisian lainnya mendorong rakyat turun ke jalan-jalan di berbagai kota dan wilayah Amerika Serikat.*