Hidayatullah.com–Kelompok pemberontak Houthi Yaman telah merekrut lebih dari 30.000 tentara usia anak sejak perang pecah di negara itu, kata seorang pejabat pemerintah, hari Rabu.
Pemberontak Houthi yang berafiliasi pada Syiah mengirim tentara anak anak ini ke zona konflik dan reservasi militer tanpa pelatihan apa pun, kata Menteri Hak Asasi Manusia Yaman, Mohamed Askar mengatakan kepada Anadolu Agency.
Askar menggambarkan situasi di mana tentara anak-anak dikirim ke daerah konflik dan dicegah untuk pergi ke sekolah sebagai “bom waktu”.
Dia menekankan bahwa pemberian bantuan kemanusiaan oleh Program Pangan Dunia PBB (WFP) telah ditangguhkan sebagian karena penjarahan oleh Houthi di ibu kota, Sanaa, sejak 21 Juni.
Menyatakan bahwa lebih dari 850.000 orang akan terkena dampak penangguhan tersebut, ia menambahkan bahwa Houthi menggunakan bantuan itu untuk keperluan militer.
Yaman telah dilanda oleh kekerasan dan kekacauan sejak 2014, ketika pemberontak Houthi menguasai sebagian besar negara, termasuk Sanaa. Krisis meningkat pada tahun 2015 ketika koalisi militer pimpinan Saudi meluncurkan kampanye udara yang menghancurkan yang bertujuan untuk menggulung kembali keuntungan teritorial Houthi.
Sejak itu, puluhan ribu warga Yaman, termasuk warga sipil, diyakini telah tewas dalam konflik itu sementara 14 juta lainnya berisiko kelaparan, menurut PBB.
Menurut angka-angka PBB, Yaman menghadapi salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia, dengan lebih dari 10 juta orang terdorong ke ambang kelaparan. Lebih dari 22 juta orang di Yaman sangat membutuhkan bantuan dan perlindungan kemanusiaan.*