Hidayatullah.com—Otoritas bandara Mesir melarang qari ternama Syeikh Muhammad Syeikh Jibril bepergian menuju London pada hari Rabu (15/7/2015), kurang dari 24 jam setelah Kementerian Wakaf melarangnya mengumandangkan ayat-ayat suci al-Qur`an di masjid-masjid di Mesir, lapor Al-Ahram.
Hari Selasa malam Kementerian Wakaf mengumumkan bahwa Syeikh Jibril dilarang memimpin shalat di masjid-masjid publik (yang berada di bawah pengelolaan pemerintah) di seluruh Mesir, karena dia “menggunakannya untuk kepentingan politik.”
Dilansir Ahram Online, sebelumnya pada tarawih Senin malam di Masjid Amr Ibn Al-Ash di selatan Kairo Syeikh Jibril mengkritik pejabat-pejabat pemerintah, tokoh-tokoh media dan para da’i.
Dia memimpin doa yang antara lain isinya meminta perlindungan dari media-media yang korup, penguasa zalim dan para da’i yang menggiring pada kebinasaan. Doa itu dipanjatkannya pada malam ke-27 Ramadhan.
Syeikh Muhammad Jibril sejak lama dikenal sebagai qari yang melantunkan bacaan Qur`an dengan suara indah. Selama pemerintahan Husni Mubarak dia berkeliling ke berbagai masjid untuk memimpin shalat. Selama ini dia diketahui tidak pernah menyentuh persoalan politik.
Bulan Maret 2014, Menteri Wakaf Muhammad Mokhtar Jumaa menempatkan semua masjid dan tempat shalat berada di bawah pemantauan kementerian. Para imam, khatib dan da’i juga diharuskan mendapat sertifikasi dari pemerintah.*