Hidayatullah.com–Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Senin (9/11), akan bertemu Presiden AS Barack Obama di Gedung Putih untuk meminta tambahan beberapa miliar dollar lagi agar militernya tetap unggul di Timur Tengah.
Beberapa jam sebelum bertolak ke Washington, Netanyahu mengatakan kepada kabinetnya bahwa pertemuan dengan Obama juga akan membahas isu-isu di kawasan konflik itu, termasuk tentang Suriah dan ketegangan baru Israel-Palestina.
Berdasarkan perjanjian saat ini, Israel mendapat lebih dari US$3 miliar per tahun dari Amerika dan sekarang meminta $5 miliar per tahun mulai 2017, menurut kantor berita Reuters dikutip Voice of America.
Sejumlah analis mengatakan Israel meminta uang lebih banyak karena Amerika dan lima negara berpengaruh dunia lainnya membuat kesepakatan nuklir dengan Iran yang bermusuhan dengan Israel.
Netanyahu memicu kemarahan Obama bulan Maret lalu karena datang ke Washington tanpa diundang. Netanyahu berkunjung untuk meminta bantuan Kongres Amerika, yang dikuasai Partai Republik, untuk memblokir kesepakatan nuklir itu.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika John Kirby mengatakan yang paling ingin dibahas Obama adalah bagaimana Netanyahu bisa memajukan proses perdamaian dengan Palestina jika menolak untuk berunding dan menolak membuktikan komitmennya akan solusi dua negara.
Pemerintahan Obama secara terbuka telah menunjukan rasa frustrasi terhadap Israel yang dianggap menghambat proses solusi dua negara tersebut.
Selama di Washington, Netanyahu mungkin juga harus menjelaskan kepada Obama tentang penunjukan Ran Baratz sebagai kepala Direktorat Diplomasi Publik Israel. Baratz, lewat Facebook, pernah menyebut Obama anti-Yahudi dan Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry berkapasitas mental seperti anak usia 12 tahun.*