Hidayatullah.com–Arab Saudi sedang merancang pernikahan antara mantan militan sebagai ‘terapi’ mencegah mereka kambuh lagi dalam kegiatan terorisme.
Pemerintah berharap, dengan pernikahan itu pasangan akan sibuk dengan tanggung jawab perkawinan mereka. Mereka tidak akan terlibat dalam kelompok-kelompok ekstremis, kata Direktur Keamanan Ideologis Kementerian Dalam Negeri Saudi, Abdul Rahman Al Hadlaq, seperti dilansir The Malaysian Times, Selasa (26/1/2016).
Sebagai bagian dari program awal deradikalisasi, ia menambahkan, mantan militan akan diberikan uang dan rumah tinggal sebagai mahar.
“Kami juga telah menetapkan program perawatan yang berfokus pada kegiatan agama, keuangan dan psikologis,” kata Abdul Rahman pada Konferensi Internasional tentang Deradikalisasi dan Pencegahan Kekerasan Ekstremisme.
Abdul Rahman mengatakan, penelitian menunjukkan para militan direkrut dengan menggunakan pendekatan 3M; Money (untuk memikat), Men (keheroan terhadap ketidakadilan), dan Mindset (ideologi kekerasan ekstremis).
Dia mengatakan, sebagian besar mereka yang bergabung dengan kelompok ekstrimis datang secara pribadi, usia pertengahan dua puluhan, lulusan sekolah tinggi, dan dari keluarga kelas menengah.
Menyadari ini, Abdul Rahman mengatakan, pemerintah telah menyiapkan konseling dan perawatan pusat rehabilitasi untuk mantan tahanan, memberikan mereka sesi konseling dan kegiatan pengembangan diri, dan melengkapi mereka dengan keterampilan yang memungkinkan mereka mendapatkan pekerjaan.
“Pada saat yang sama kami mendukung keluarga mereka secara finansial dan moral, menenangkan hati dan pikiran mereka dan mendidik mereka,” katanya.
Abdul Rahman mengatakan, pemerintah akan mengadakan pendidikan secara terus-menerus, menebarkan tulisan di harian, dan mendistribusikan CD dan pamflet untuk mencegah dan melawan ekstremisme.
Dia menambahkan, Arab Saudi bekerja sama dengan masyarakat internasional dan berbagi praktik terbaik untuk memerangi terorisme.
Konferensi dua hari itu dihadiri perwakilan negara-negara ASEAN, Australia, China, Jepang, Perancis, Italia, Arab Saudi, UEA, Inggris dan Amerika Serikat.*